Bank Indonesia Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 3,5%

0
159

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 17-18 November 2021 kembali memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,50%.

Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

Ketiga suku bunga ini berada pada posisi tersebut sejak Februari lalu dan merupakan posisi terendah sepanjang sejarah.

“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (18/11).

Perry menambahkan Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut. Ada pun langkah-langkah yang dilakukan adalah:

  • Melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar;
  • Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif;
  • Memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman analisis pada kelompok bank-bank terbesar yang memiliki pangsa kredit sekitar 70% dari industri.
  • Mempertahankan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk merchant kategori Usaha Mikro (UMI) sebesar 0% sampai dengan 30 Juni 2022 untuk menjaga kesinambungan akseptasi dan penggunaan QRIS dengan tetap menjaga sustainabilitas industri;
  • Memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait. Pada November dan Desember 2021 akan diselenggarakan promosi investasi dan perdagangan di Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Brunei, dan Singapura.
Baca Juga :   Bank DKI Layani Transaksi Berbasis Digital di Pasar Perumnas Klender

Dalam rapat dewan gubernur ini, Bank Indonesia juga melakukan penilaian terhadap kondisi ekonomi global dan domestik. Untuk kondisi ekonomi global, Bank Indonesia menyebut pemulihan ekonomi dunia sesuai perkiraan, meskipun dibayangi gangguan rantai pasok dan keterbatasan energi. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 sekitar 5,7% dan tetap baik pada 2022.

Bank Indonesia memperkirakan perbaikan ekonomi domestik terus berlangsung secara bertahap. Setelah mengalami pertumbuhan 3,51% pada triwulan ketiga lalu, kinerja ekonomi domestik triwulan keempat diperkirakan meningkat, didukung oleh perbaikan kinerja ekspor, kenaikan belanja fiskal Pemerintah, maupun peningkatan konsumsi dan investasi.

Peningkatan ekonomi domestik pada triwulan keempat ini tercermin dari kenaikan indikator hingga awal November 2021 seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta realisasi ekspor dan impor. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat lebih tinggi pada tahun 2022, didorong pula oleh mobilitas yang terus meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi yang lebih luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.

Leave a reply

Iconomics