
Bank Indonesia Keluarkan Jurus Baru Menahan Devisa Hasil Ekspor

Ilustrasi Dollar AS
Meski neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 31 bulan berturut-turut, tetapi ditengarai Devisa Hasil Ekpsor (DHE) tidak dibawa pulang oleh para eksportir, melainkan diparkir di perbankan di luar negeri. Hal inilah yang kemudian menyebabkan nilai tukar Rupiah tak begitu kuat menghadapi tekanan Dolar Amerika Serikat yang terus perkasa seiring kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat.
Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan sebenarnya sebagian bear Devisa Hasil Ekspor (DHE) ini sudah masuk ke dalam negeri.
“Masalahnya adalah bagaimana ini bisa stay atau bisa berada di dalam negeri lebih lama,” ujar Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (22/12).
Karena itulah, Perry mengatakan Bank Indonesia pun menerbitkan instrumen operasi moneter valas yang baru agar Devisa Hasil Eskpor ini betah di dalam negeri.
“Kami akan mengeluarkan instrumen operasi moneter valas yang baru dimana bank-bank bisa mem-pass on (meneruskan) simpanan dari DHE para eksportir itu. Jadi, dari eskportir menyimpan dananya di perbankan dan perbankan bisa kemudian mem-pass on atau meneruskannya kepada Bank Indonesia dengan mekanisme pasar dan suku bunga imbal hasil yang menarik,” jelas Perry.
Dengan imbal hasil yang menarik dan kompetitif, tambah Perry, diharapkan DHE yang sudah masuk ini bisa bertahan lebih lama di dalam negeri. Selain itu, bank pun akan mendapatkan insentif untuk bisa mem-pass on devisa hasil ekspor yang disimpan oleh para eksportir ke Bank Indonesia.
“Kami meyakini ini akan semakin meningkatkan pasokan valas di dalam negeri dan kemudian mendukung stabilitas makro ekonomi, mendukung pemulihan ekonomi nasional dan juga stabilitas nilai tukar Rupiah,”ujar Perry.
Leave a reply
