
Bank HSBC Indonesia Saluran Green Loan ke Anak Usaha Alkindo Naratama Tbk Senilai Rp27 Miliar

Herwanto Sutanto, Presiden Direktur PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) sekaligus Presiden Komisaris PT Eco Paper Indonesia (ECO) /Theiconomics
PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) memberikan pinjaman ramah lingkungan (green loan) sebesar Rp27 miliar kepada PT Eco Paper Indonesia (ECO), anak perusahaan PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO). Transaksi ini merupakan wujud komitmen HSBC Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di tanah air.
ECO adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan dan produksi limbah kertas daur ulang menjadi berbagai grade kertas coklat untuk digunakan kembali oleh industri konversi kertas. ECO memproduksi kertas daur ulang menggunakan limbah kertas, termasuk yang dikumpulkan dari TPA atau jalanan oleh para pekerja TPA.
Fasilitas pinjaman ramah lingkungan dari HSBC Indonesia akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja ECO dan melipatgandakan kapasitas produksinya menjadi sekitar 22.500 ton kertas daur ulang per bulan. Produktivitas yang meningkat ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian para pekerja TPA sebagai salah satu pemasok kertas bekas.
“Kami sangat bangga dan terhormat menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang menerima fasilitas green loan dari HSBC Indonesia. Fasilitas ini sejalan dengan model bisnis kami yang mengutamakan lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) yang saat ini sedang dijalankan oleh PT Eco Paper Indonesia. Kami berharap dukungan HSBC Indonesia terhadap ECO dapat memperkuat fundamental dan perkembangan Perusahaan ke depan,” ujar Herwanto Sutanto, Presiden Direktur PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) sekaligus Presiden Komisaris PT Eco Paper Indonesia (ECO) dalam konferensi pers, Jumat (18/3).
Eri Budiono, Direktur Commercial Banking HSBC Indonesia, mengatakan fasilitas yang diberikan merupakan bagian dari komitmen HSBC untuk memobilisasi produk pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance) untuk mendukung nasabah dan pemerintah Indonesia bertransisi menuju karbon netral.
“PT Eco Paper Indonesia merupakan nasabah yang pertama yang mendapatkan pinjaman hijau dari PT HSBC Indonesia. Secara global HSBC berkomitmen untuk menjadi net zero bank di tahun 2050. Jadi, kita sendiri juga mempunyai komitmen menuju karbon netral 2050,” ujar Eri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Eri menambahkan HSBC mempunyai tiga langkah strategis. Pertama, menentukan rencana net zero emisi untuk operasional HSBC sendiri. Kedua, mendukung proses transisi bagi para nasabah HSBC. Ketiga, mendukung solusi iklim dan akselerasi investasi yang berkelanjutan.
“Salah satu contoh yang HSBC sudah lakukan adalah kita membuat suatu joint venture dengan Temasek Holding untuk memberikan pembiayaan sustainable infrastructure di Asia dengan target pembiayan sebesar lebih dari US$1 miliar,” ujar Eri.
Secara global, HSBC juga berkomitmen memberikan pembiayaan investasi berkelanjutan sebesar US$750 miliar sampai dengan US$1 triliun hingga tahun 2030. “HSBC terus berupaya untuk secara subtansial mengedukasi dan mendorong nasabah-nasabah untuk memperhatikan pendekatan lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) dalam berbinis. Kami harapkan PT Eco Paper Indonesia menjadi inspirasi bagi nasabah-nasabah yang lain atau bagi perusahaan pada umumnya di Indonesia untuk mengintegrasikan aspek ESG tadi dan mendukung target bisnis sehingga dapat terus mendorong adopsi sustainable finance,” ujar Eri.
Leave a reply
