
Bank-bank Hindari Masalah dengan Lelang-lelang Aset Bermasalah

Ilustrasi uang/Antara
Banyak perbankan terus menggecarkan bersih-bersih aset yang bermasalah. Langkah tersebut ditempuh untuk mempercepat pemulihan aset. Penjualan aset bermasalah yang dilakukan perbankan ditempuh melalui berbagai langkah, baik lelang, putusan pengadilan, pengalihan hak tagih, inovasi atau pembaruan utang, hingga skema asset swap atau tukar guling aset dengan syarat utang.
Salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pemulihan aset bermasalah BRI mencapai Rp2,9 triliun pada kuartal I tahun 2023. BRI mencatat penjualan melalui lelang dengan dampak sebesar Rp479 miliar kepada BRI.
Melansir dari Kontan TV, Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto menyatakan bahwa upaya BRI dalam menjual aset bermasalah dilakukan dengan mengoptimalkan pemasaran aset tersebut.
BRI juga mencatat lelang mengalami peningkatan sebesar 33,4% pada kuartal I tahun 2023 dengan efektivitas lelang sebesar 18,68%, meningkat 0,05% dari tahun sebelumnya.
BRI menargetkan pendapatan pemulihan sekitar Rp13,3 triliun pada tahun 2023 dari penjualan aset bermasalah. Langkah tersebut membuat BRI semakin optimistis dapat mengelola kredit bermasalah pada kisaran 2,6%-2,8% hingga akhir tahun 2023.
Langkah pemulihan aset serupa juga dilakukan oleh Bank Raya, anak perusahaan BRI. Bank Raya yang akan melaksanakan lelang eksekusi hak tanggungan terhadap jaminan milik Aksa Mahmud, pendiri Bosowa Group. Aset berupa tanah dan bangunan di Makassar dengan limit Rp42,95 miliar.
“Eksekusi lelang merupakan salah satu langkah bank Raya terhadap agunan milik debitur macet,” kata Sekretaris Perusahaan Bank Raya, Ajeng Putri Hapsari dalam keterangannya.
Leave a reply
