
Bahlil: Investasi Tahun Ini Akan Mendorong Pertumbuhan UMKM

Tangkapan layr YouTube, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia/Iconomics
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan investasi yang digenjot pada 2021 itu akan melibatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dengan mendorong UMKM, maka upaya itu juga akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan.
“Dari 133 juta lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia, 120 juta itu dari UMKM. Karena itu, harus diberikan ruang yang cukup untuk mendorong UMKM,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam sebuah diskusi secara virtual, Kamis (24/6).
Bahlil mengatakan, pihaknya diberi target realisasi investasi oleh Presiden Joko Widodo sekitar Rp 900 triliun pada 2021. Jumlah ini disebut cukup tinggi karena berdasarkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) target investasi itu sekitar Rp 856 triliun.
Untuk mewujudkan ini, kata Bahlil, tentu saja harus dengan berbagai cara yang di luar dari kebiasaan. Soalnya untuk menggenjot investasi di masa pandemi belum ada suatu teori atau buku yang dihasilkan dari sebuah kampus.
Pandemi Covid-19, kata Bahlil, membuat ekonomi semua negara terkontraksi. Di Asia hanya ada 2 negara yaitu Tiongkok dan Vietnam yang ekonominya masih bertumbuh. Sementara Indonesia pertumbuhan ekonominya terkontraksi -2,19% pada 2020.
“Walau di Asia Tenggara kita masih lebih baik dibanding negara-negara tetangga kecuali Vietnam. Sementara untuk negara G20, produk domestik bruto (PDB) kita nomor 2 setelah Tiongkok,” ujar Bahlil.
Sementara untuk realisasi investasi 2020, kata Bahlil, mencapai Rp 826,3 triliun atau 101,1% dari target Rp 817,2 triliun. Dengan pencapaian itu, Kementerian Investasi akan mendorong investasi yang berkualitas dan inklusif.
Dalam rangka itu, kata Bahlil, maka baru pertama dalam sejarah selepas reformasi, investasi di luar Pulau Jawa pada 2020 lebih besar ketimbang di Pulau Jawa. Begitu juga dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN) lebih baik ketimbang penanaman modal asing (PMA).
“Di hampir semua negara foreign direct investment (FDI) itu turun sekitar 30% hingga 40%. Sedangkan di Indonesia turunnya hanya sekitar 10%. Kenapa? Karena di awal 2020 ada investasi mangkrak itu Rp 708 triliun dan sekarang kita sudah mampu menyelesaikan di sekitar Rp 513 triliun. Karena itulah investasi 2020 masih tetap baik walau sedang pandemi,” kata Bahlil.
Menurut Bahlil, pihaknya juga mendorong pertumbuhan realisasi investasi harus sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja. Untuk 2020, pertumbuhan tenaga kerja mencapai sekitar 1,1 juta orang.
“Untuk 2021 ini tantangannya luar biasa. Soalnya presiden mencanangkan pertumbuhan ekonomi kita di atas 4,5% hingga 5,5% atau rata-rata 5%. Untuk mencapai ini di samping konsumsi yang mencapai 57% itu, maka investasi yang harus digenjot,” katanya.
Leave a reply
