Bagaimana Bobobox Tetap Eksis di Tengah Keterpurukan Sektor Pariwisata?

0
1123

“Kita ingat sekali tahun 2020, saat Covid melanda Indonesia, dimana semua sektor hospitality terdampak, kita memilih untuk mencari consumer behaviour yang baru, opportunity yang baru, dibandingkan kita hanya diam dan menunggu hingga Covid berakhir. Thanks to Covid, kita jadi bisa come up dengan new solution,” ujar CEO Bobobox, Indra Gunawan, saat wawancara dengan Iconomics, Jumat (11/6).

Dua tahun setelah memulai debutnya sebagai startup penyediaan solusi akomodasi – dengan merilis Bobohotel kapsul tahun 2018 – Bobobox (PT Bobobox Mitra Indonesia) langsung berhadapan dengan pandemi Covid-19. Bencana global ini telah menyebabkan keterpurukan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah pariwisata, karena mobilitas manusia dibatasi.

Tetapi, pandemi ini justru membuat Bobobox berinovasi dengan layanan-layanan baru, sebagai bentuk adapatasi dengan pola prilaku masyarakat yang baru selama pandemi. Dari hanya memiliki layanan hotel kapsul modular (Bobohotel), kini Bobobox memiliki lima layanan yang ditawarkan yaitu Boboliving Bobocabin,Boboexpress, dan Bobovan. Untuk Bobovan, Indra menerangkan, saat ini baru dalam ujicoba dan akan diluncurkan secara resmi dalam waktu dekat.

Baca Juga :   Bidik Nasabah Kaya yang Suka Melancong, UOB Indonesia Luncurkan UOB Zenith Card

Indra menceritakan Boboliving, yang diluncurkan pada Desember 2020 lalu, merupakan inovasi yang lahir setelah mencermati adanya perubahan prilaku konsumen atau tamu Bobohotel. “Tamu-tamu yang biasanya tinggal dengan kita hanya 1-2 malam, kita melihat sepanjang pandemi ini mereka tinggal berminggu-minggu bahkan ada yang tinggal bulanan,” ujarnya.

Karena itulah, beberapa hotel kapsul Bobobox – yang kini sudah memiliki 1.000 kamar dan tersebar di 13 lokasi – desainnya sedikit berubah dengan menyediakan lebih banyak storage room atau ruang penyimpanan barang, termasuk ada fasilitas untuk kerja (working facility) dan pentri. Jadi, cocok buat tamu yang ingin menginap untuk waktu yang lama. “Ini menjadi sebuah solusi untuk urban workers,” tambah Indra.

Penampakan Bobocabin dari luar/ist

Inovasi tak berhenti. Pada Februari 2021 lalu, Bobobox meluncurkan produk Bobocabin, sebuah layanan akomodasi atau amenitas untuk aktivitas outdoor (kamping) di tempat-temapt wisata. Berwisata di alam terbuka makin diminati selama pandemi karena risiko penularan Covid-19 lebih rendah di tempat terbuka. Selain itu, Indra mengatakan, tren baru lainnya selama pandemi Covid-19 ini adalah workcation, yaitu munculnya kebiasan orang yang bekerja sekaligus berlibur. Karena para pekerja selama pandemi ini tak mesti ke kantor lagi, bisa dilakukan dari rumah (WFH) atau dari mana saja selama ada koneksi internet. “Workcation menjadi sebuah konsep yang menarik bagi banyak orang sekarang, dimana mereka bisa ke hutan, bisa sambil kerja dengan koneksi WiFi, tempat yang nyaman dan membawa keluarga sambil liburan,” ujar Indra.

Baca Juga :   Angkasa Pura I: Bandara I Gusti Ngurah Rai Adalah Bandara Tersibuk Tahun 2022

Bobocabin saat ini tersedia di dua lokasi di Bandung yaitu di Ranca Upas dan di Cikole. Akhir Juni ini, ungkap Indra, Bobocabin mulai tersedia di Kaldera Danau Toba, Sumatera Utara. Pada tahap pertama, akan tersedia 4 cabin dan secara bertahap akan mencapai 30 cabin hingga kuartal ketiga tahun ini.

Indra mengatakan Bobocabin ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Sejak diluncurkan Februari 2021, okupansinya mencapai 100%. “Dan sekarang kita sudah fully booked sampai Agustus di dua lokasi (Bandung). Mudah-mudah lokasi ketiga sama banyak peminatnya,” ujarnya.

Interior Bobocain versi deluxe/ist

Bobocabin ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S.Uno pada Rabu (9/6) malam lalu, sudah meninjau pembangunan Bobocabin di Kaldera Danua Toba. “Memang Bobocabin ini menjadi sebuah fenomena sosial media, dimana Pak Sandi (Menparekraf) sendiri mengundang kita dan mengajak kolaborasi. Kita melihat ini menjadi opportunity yang bagus untuk kita meng-introduce solution baru untuk pariwisata di Indonesia. Karena dengan konsep ini saya yakin, banyak sekali land owners atau property developers yang mempunyai lahan yang tidak terpakai, jadi bisa produktif lahannya,” ujar Indra.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics