Arcandra Tahar Proyeksikan Harga Minyak Tahun Ini di Level US$65 Hingga US$80 per Barel

0
314

Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang kini menjadi Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Arcandra Tahar, memperkirakan harga minyak dunia akan berada di rentang US$65 hingga US$80 per barel pada tahun 2022 ini.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah WTI di New York Mercantile Exchange untuk kontrak Februari 2022 pada pagi ini berada di kisaran US$81,24 per barel. Sementara minyak mentah Brent di ICE Futures untuk kontrak Maret 2022 berada di level US$83,63 per barel.

Berbicara pada PGN Energy Economic Outlook, Rabu (12/1), Arcandra memperkirakan kebutuhan minyak dunia pada tahun ini akan kembali ke 100 juta barel per hari, seperti sebelum pandemi. Selama pandemi Covid-19, permintaan minyak global turun ke level 90 juta barel per hari.

“Tahun 2022, sudah ada tanda-tanda kita akan kembali di 100 juta barel per day,” ujarnya.

Arcandra menjelaskan harga minyak akan berada di kisaran US$65 hingga US$80 per barel apabila pandemi Covid-19 termasuk varian-variannya bisa dikontrol. “Kalau ini tidak terkontrol harga bisa turun ke level di bawah US$65. Jadi, kuncinya adalah bagaimana dunia mengontrol pandemi ini,” ujarnya.

Baca Juga :   Sempat Naik Tajam, Harga Minyak Mulai Turun Hari Ini

Selain pandemi faktor penentu harga minyak lainnya adalah kemampuan OPEC + atau negara-negara penghasil minyak untuk mengontrol suplai. “Kelihatannya sekarang OPEC melihat bahwa produksi harus ditahan pada level yang sama agar harga tidak berubah banyak dari US$65 hingga US$80 per barel,” ujarnya.

Faktor yang juga menjadi penentu harga minyak adalah strategi dari perusahaan minyak dalam hal eksplorasi dan produksi (E&P). Selama pandemi, perusahaan-perusahaan minyak mengalami pengetatan arus cash (cash flow).

“Sewaktu harga naik mereka menginginkan untuk bayar utang dan dividen. Kalau itu yang terjadi, kegiatan investasi eksplorasi dan prodoksi kemungkinan akan bisa naik dan bisa turun tergantung berapa besar cash yang mereka punya sekarang. Tetapi ada optimisme bahwa merka akan berinvestasi di E&P,” ujarnya.

Selain faktor-faktor penentu tersebut sejumlah faktor lain yang masuk dalam daftar perhatian terkait harga minyak adalah krisis energi di Eropa, geopolitik yaitu antara China dan Amerika Serikat, Rusia dan Amerika Serikat serta China dengan Australia.

Leave a reply

Iconomics