Adaptasi Strategi Pemasaran karena Covid-19

0
1295

Hasil penelitian perusahaan teknologi Criteo mengenai analisis dampak Covid-19 terhadap industri e-commerce menunjukkan sekitar setengah dari semua negara di dunia mengalami peningkatan dalam angka penjualan online. Dalam kondisi ini pula, para pemasar harus memperhatikan kuncian pemasaran.

Ini mungkin disebabkan oleh pergeseran perilaku pembeli karena konsumen melakukan social distancing. Dengan bulan Ramadan yang akan dimulai dari 23 April hingga 23 Mei tahun ini, lonjakan pembelian e-commerce diperkirakan akan meningkat lebih tinggi karena umat muslim akan mencari kebutuhan secara online untuk mempersiapkan perayaan di tengah-tengah pembatasan sosial yang akan berlaku hingga waktu yang belum ditentukan, dengan adanya kemungkinan untuk diperpanjang sampai setelah Ramadan.

Traffic web harian melonjak lebih dari 50% secara global. Perdagangan online sekarang telah menjadi esensial untuk konsumen Asia Pasifik ketika mereka berpindah ke platform online– baik bekerja dari rumah atau menghabiskan waktu luang, karena pandemi kesehatan global,” kata Pauline Lemaire, Director of Account Strategy Criteo for Large Customers, SEA, Hong Kong and Taiwan melalui siaran pers.

“Kami juga menyadari tren ini di Indonesia. Kami memperkirakan hal ini akan tetap berlanjut, terutama selama bulan Ramadan di mana lebih banyak orang yang diharapkan untuk beralih ke belanja online dalam rangka persiapan memasuki momen keagamaan ini. Brand dan pemain ritel sekarang dihadapkan dengan tantangan baru dalam membantu pembeli mempertahankan tradisi mereka dan juga meyakinkan, serta membuktikan bahwa kesinambungan bisnis terjaga di saat yang sama,“ Lemaire melanjutkan penjelasannya.

Baca Juga :   5 Tren Pemasaran B2B

Social distancing dan pembatasan perjalanan telah mengubah rutinitas harian dan cara konsumen bekerja, berbelanja, dan bermain. Marketer perlu mengakui kenyataan baru ini dan menyesuaikan kampanye mereka dengan pola interaksi pembeli dengan pelaku bisnis dan satu sama lain.

Menurut Lemaire, dengan meningkatnya ketergantungan pada e-commerce di masa ini, brand dan pelaku ritel harus memastikan jaringan logistik dan kapasitas pemenuhannya cukup kuat, serta memastikan stok barang lengkap untuk memenuhi pertumbuhan permintaan untuk perdagangan online.

Dari 30 Januari hingga 5 April 2020, data Criteo dari berbagai pasar tentang keseluruhan tren e-commerce telah menunjukkan bahwa pembeli berbelanja lebih banyak untuk barang-barang yang mendukung kualitas hidup, kenyamanan dan hiburan sebagai bentuk adaptasi dengan kehidupan yang hampir seluruhnya berada di dalam ruangan. Tren berikutnya adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti bumbu dapur dan biji-bijian telah mengalami peningkatan penjualan online dari 16 Februari hingga 15 Maret. Bahan makanan yang cukup tahan lama mengalami peningkatan terbesar karena konsumen dihimbau untuk tinggal di rumah selama masa-masa sulit ini dan oleh karena itu mereka memilih jenis-jenis makanan yang tahan lama.

Baca Juga :   Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Apresiasi The 11th Jakarta Marketing Week 2023

Tren lainnya yang ditemukan adalah segmen elektronik mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam penjualan online secara global. Ini diperkirakan akan berlanjut hingga Ramadan karena ibadah dan pertemuan sosial yang biasa dilakukan akan digeser ke pertemuan digital sehingga memerlukan perangkat elektronik untuk menjalankan tradisi. Penjualan furnitur pun mengalami peningkatan global sepanjang Maret tahun ini karena lebih banyak konsumen berencana untuk membangun ruang kerja yang kondusif di rumah seiring peningkatan langkah-langkah kerja jarak jauh. Ini akan terus berlanjut selama bulan Ramadan karena mayoritas konsumen harus tinggal di dalam rumah dan akan mencari cara untuk membuat rumah mereka nyaman. Semakin banyak konsumen mencari pakaian yang nyaman karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Ini termasuk membeli lebih banyak pakaian yang sesuai untuk latihan kebugaran di rumah.

Brand dan pelaku ritel perlu memikirkan jenis produk yang dapat melengkapi banyaknya rutinitas dalam ruangan atau menciptakan pengalaman konsumen dalam social distancing economy karena semakin banyak orang menghabiskan waktu di dalam rumah. Penting juga bagi brand dan pelaku ritel untuk mempertimbangkan penyajian penawaran mereka saat ini. Misalnya, iklan yang menunjukkan produk yang cocok di dalam ruangan akan lebih disukai dibandingkan dengan yang menggambarkan kegiatan di luar ruangan atau tempat yang ramai,” kata Lemaire.

Baca Juga :   Perdana, BMW Group Indonesia Luncurkan Produk Baru Secara Virtual

Dalam kondisi saat ini, Criteo menyarankan kepada para pemasar untuk memantau tren kategori dengan cermat. Pemasar harus fokus pada perluasan segmen seperti pembelajaran di rumah, kerja jarak jauh, pelatihan kebugaran di rumah, dan hiburan.

Ciptakan percakapan yang relevan dengan konteks hari ini. Saat melakukan kampanye marketing masih dapat dilakukan, lakukanlah dengan mengunggulkan produk yang paling relevan bagi konsumen. Ajakan kampanye harus berfokus pada stok, pengiriman sampai ke depan pintu, dan pengalaman konsumen.

Saran lainnya untuk melibatkan audiens. Sodorkan format iklan interaktif untuk memikat pembeli yang berkualitas, karena orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan ingin dihibur.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics