4 Hal Ini Penting Jadi Pertimbangan dalam Memilih Asuransi Kesehatan

0
662

Asuransi kesehatan sangat penting untuk memproteksi diri dari berbagai risiko penyakit yang sewaktu-waktu diderita oleh siapa pun, apalagi dalam kondisi pandemi saat ini. Asuransi juga penting karena biaya kesehatan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Yudhistira Dharmawata, Chief of Proposition, Direkctor Marketing & Partnership Axa Financial Indonesia, mengatakan ada setidaknya empat hal yang perlu dipertimbangkan nasabah dalam memilih suatu produk asuransi kesehatan.

Pertama, manfaat perlindungan

Yudhistira mengatakan asuransi kesehatan memiliki banyak variasi. Varian yang paling populer di Indonesia, menurutnya adalah asuransi kesehatan yang mengover rawat inap yaitu asuransi yang mengover jika terjadi rawat inap di rumah sakit. Namun, ada juga asuransi kesehatan yang hanya mengover hanya rawat jalan. Untuk kover rawat jalan ini, ada yang terkait dengan rawat inap yaitu rawat jalan pasca melalukan rawat inap. Tetapi ada juga yang murni mengover rawat jalan yang tidak ada kaitannya dengan rawat inap. “Misalnya, lagi pilek pingin ke dokter, datang saja enggak pake rawat inap, dikover,” ujar Yudhistira dalam acara media workshop Axa Financial Indonesia, Selasa (13/7).

Baca Juga :   Lewat Edukasi Keuangan, AXA Financial Indonesia Ajak Masyarakat Tidak Terjerat Pinjol

Varian lainnya adalah asuransi maternity atau kehamilan. Kemudian ada lagi asuransi yang mengover rawat gigi dan kaca mata. Untuk asuransi yang mengover kaca mata, menurutnya, jarang ada untuk asuransi pribadi. Biasanya adanya di asuransi yang dibayar kantor sebagai tambahan manfaat atau bisa juga berdiri sendiri tetapi biasanya biaya cukup mahal.

Selain mempertimbangkan varian dari asuransi kesehatan, yang perlu dipertimbangkan oleh nasabah terkait manfaat perlindungan asuransi kesehatan adalah tingkat perlindungannya. Asuransi kesehatan tersedia mulai dari yang polis murah sekali hingga yang mahal sekali. Harga polis yang berbeda ini tentu berpengaruh pada level perlindungannya yang berbeda.

Ada asuransi rawat inap yang sifatnya cash plan. Dalam hal ini manfaat yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi jumlahnya tetap (fixed amount) tidak peduli berapa biaya perawatan di rumah sakit. “Misalnya, kita beli asuransi cash plan yang Rp1 juta semalam. Artinya, kalau bill-nya Rp5 juta, dibayar (oleh perusahan asuransi) Rp1 juta, bill-nya Rp2 juta, dibayar Rp1 juta juga, bill-nya Rp10 juta, dibayar Rp1 juta juga. Artinya, ini mengover hanya sebaian saja tidak komprehensif, tetapi (polisnya) murah banget,” terang Yudhistira.

Baca Juga :   Perusahaan Asuransi Tombok karena Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi, Apa yang Dilakukan OJK?

Selain yang cash plan, ada juga yang inner limit. Artinya, manfaat yang diberikan mencakup sesuai tagihan, tetapi setiap tindakannya ada limit-limit lagi. “Ini juga (polisnya), relatif masih affordable. Cuma memang bisa jadi tidak kover semua baiayanya,” ujar Yudhistira.

Menurut Yudhistira, jenis yang paling populer di Indonesia adalah asuransi kesehatan as charge atau sesui tagihan yang ada di rumah sakit dengan limit tahunan. “Artinya, kalau di charge misalnya, Rp10 juta, asuransi bayarkan Rp10 juta. Namun sesuai dengan manfaat polis. Kalau di-charge Rp1 miliar, asuransi juga akan bayar Rp1 miliar selama sesuai tagihan polis,” ujarnya.

Penting diperhatikan limit tahunan karena biasanya asuransi mempunyai limit dimana pembayaran klaim ke nasabah maksimal sejumlah limit tahunan tersebut. Misalnya limit asuransi tahunan adalah Rp10 miliar, artinya kalau tahun itu nasabah klaimnya 10 kali dan total masih di bawah Rp10 miliar, asuransi pasti bayar klaim. Tetapi kalau lebih dari Rp10 miliar, misalnya Rp11 miliar, yang dibayar cuma sampai Rp10 miliar, Rp1 miliar tidak dibayar perusahaan asuransi. “Kita penting punya level annual limit yang tinggi untuk asuransi kesehatan karena biaya inflasi kesehatan itu tinggi. Limit tahunan penting tinggi untuk memastikan di masa depan biaya kesehatan masih terkover,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics