
3 Tahun Terakhir Investasi di Luar Jawa Dominan, Bahlil Berharap Pengganti Jokowi Bisa Lanjutkan

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
Tren investasi di luar Pulau Jawa mengalami peningkatan. Bahkan, porsinya lebih besar dibandingkan realisasi investasi di Pulau Jawa dalam 13 triwulan atau lebih dari tiga tahun terakhir, demikian disampaikan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan peningkatan investasi di luar Pulau Jawa ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo agar pembangunan tidak ‘Jawa sentris’ tetapi ‘Indonesia sentris’.
Kementerian Investasi mencatat, realisasi investasi pada triwulan ketiga 2023 mencapai Rp374,4 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp190,9 triliun atau 51% merupakan realisasi investasi di luar Pulau Jawa. Sementara realisasi investasi di Pulau Jawa mencapai Rp183,5 triliun atau 49% dari total realisasi investasi.
Sementara itu, untuk periode Januari-September 2023, total realisasi investasi mencapai Rp1.053,1 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp545,8 triliun atau 51,8%. Sementara di Jawa sebesar Rp507,3 triliun atau 48,2% dari total realisasi investasi.
“Sekalipun di Jawa cukup bagus dari sisi infrastruktur, dari sisi sumber daya, kemudian dari sisi logisitk, tetapi kita mampu melakukan penterasi agar betul-betul di luar Pulau Jawa juga menjadi perhatian khusus. Alhamdulillah, pemerataan terus terjadi. Ini yang selalu disampaikan oleh Bapak Presiden, membangun Indonesia tidak boleh Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris,” ujar Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (20/10).
Bahlil mengatakan sudah 13 triwulan atau 3 tahun lebih, realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih dominan dibandingkan di Pulau Jawa. Bahlil mengaku, ini merupakan prestasi tersendiri baginya yang berasal dari luar Jawa. Tetapi, ia menegaskan dominasi tujuan investasi di luar Jawa bukan karena dirinya berasal dari luar Jawa.
“Tetapi ini karena doktrin bapak Presiden bahwa untuk membangun Indonesia tidak boleh Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris. Mudah-mudahan Presiden kedepan bisa melanjutkan ini lagi,” ujarnya.
Beberapa provinsi di luar Jawa yang menjadi primodana investor adalah Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur. Maluku Utara, ungkap Bahlil, masuk dalam jajaran lima besar provinsi dengan realisasi investasi terbesar pada triwulan ketiga, setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten.
“Jadi, Maluku Utara dalam konteks investasi mengalahkan Jawa Tengah. Karena Jawa Tengah enggak masuk (lima besar). Jadi, teman-teman dalam konteks realisasi investasi, sekali lagi dalam konteks realisasi investasi, Maluku Utara masuk lima besar mengalahkan Jawa Tengah yang tidak masuk lima besar,” ujar Bahlil.
Sementara itu, Sulawesi Tengah masuk dalam lima besar provinsi dengan realisasi investasi untuk Penanaman Modal Asing (PMA) terbesar pada triwulan ketiga. Sulawesi Tengah berada pada peringkat kedua setelah Jawa Barat. Sementara, Maluku Utara masuk dalam peringkat ketiga, menyusul kemudian Banten dan DKI Jakarta.
Sedangkan, Kalimatan Timur masuk dalam jajaran lima provinsi dengan realisasi investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar selama triwulan ketiga. Kalimantan Timur berada pada peringkat keempat, setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sementara peringkata ke-5 adalah Provinsi Banten.
Bahlil mengatakan provinsi dengan realisasi investasi terbesar ini diikuti juga dengan pertumbuhan ekonomi yang bagus. “Saya yakin Maluku Utara, Sulawesi Tengah, pertumbuhan ekonominya bagus. Jawa Timur ini pasti bagus,” ujarnya.
Leave a reply
