
10 Tahun Pimpin Banyuwangi, Bupati Azwar Anas Luncurkan Tiga Buku

Abdullah Azwar Anas, bupati kabupaten Banyuwangi, memperliatkan buku-buku yang ditulisnya soal transformasi Banyuwangi/Iconomics
PDRB Banyuwagi kini mencapai Rp85 triliun dari sebelumnya sebesar Rp32 triliun. PAD juga meningkat signifikan tetapi dari sisi jumlah tidak signifikan yaitu Rp600 miliar dari sebelumnya Rp90 miliar.
Paradoks marketing lainnya yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi adalah menjadikan kelemahan sebagai kekuatan. Azwar Anas mengatakan Banyuwangi memiliki banyak kelemahan seperti laut, sungai, dan hutan yang menjadi kantong kemiskinan. “Tetapi kami lihat ini opportunity. Maka kita putuskan ecotourism. Kami tidak harus mengubah kampung kami, tetapi cukup kampung kami dibuat menjadi lebih bersih, sungai-sungainya bisa kita buat lebih nyaman. Maka di awal-awal kami bikin namanya festival toilet bersih dalam rangka membuat toilet bersih dan festival kali bersih,” ujarnya.
Paradoks lainnya yang tertuang dalam buku ini adalah menciptakan pasar, bukan bukan mengikuti pasar. “Karena kalau mengikuti pasar uang tidak punya, maka kita harus menciptakan pasar,” ujarnya.
Gagasan lain dalam buku ini yang sudah diterapkan oleh Pemeritah Kabupaten Banyuwangi adalah momodifikasi ide lebih ampuh dari pada menciptakan. “Saya sering sampaikan kalau menciptakan lama, maka kita bikin namanya ATM: amati, tiru, dan modifikasi,” ujarnya.
Kareana itu, untuk mempelajari pelayanan publik yang baik, Pemkab Banyuwangi pernah melakukan studi banding ke negara Azerbaijan. Sistem yang ada di negara itu, ditiru oleh Pemkab Banyuwangi.
Dalam melakukan modifikasi seperti ini, menurut Azwar Anas, momentum menjadi penting. Karena itu, eksekusi yang cepat menjadi penting. Hasil studi banding soal pelayanan publik yang ditiru dari negara Azerbaijan lansung diresmikan oleh Pemerintah Banyuwangi 5 hari setelah melakukan studi banding. “Kenapa kami percepat? Supaya momentumnya, maka Banyuwangi menjadi kabupaten pertama dan itu dicatat menjadi momentum,” ujarnya dan menambahkan bahwa bila tidak dipercepat momentum pertama akan dilakukan oleh DKI Jakarta dan kedua oleh Kota Surabaya.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
