WIKA Merugi karena Kereta Cepat, Puncaknya di 2023 Akibat Beban Bunga Tinggi

0
107
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA mencatatkan kerugian akibat proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) pada 2023. Dari hal itu, ada 2 faktor yang menyebabkan kerugian WIKA.

Pertama, kata Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito, pihaknya harus meminjam melalui penerbitan surat utang (obligasi) untuk menutup kerugian akibat proyek kereta cepat. Kedua, WIKA mulai mencatat adanya beban kerugian akibat PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) selaku konsorsium BUMN yang memiliki PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sejak 2022.

Saham PSBI di KCIC, kata Agung, mencapai 60% dan sisanya 40% milik Beijing Yawan HSR Co. Ltd, konsorsium perkeretaapian Tiongkok. Dari angka 60%, WIKA memiliki saham sebesar 38%.

“Jadi kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung. Yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp 6,1 triliun. Kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun. Jadi, hampir Rp 12 triliun,” kata Agung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 8 Juli lalu.

Baca Juga :   Tak Kunjung Diresmikan, Anggota Komisi V Ini Bilang Pemerintah Hanya Janji Selesaikan Kereta Cepat

Puncak penurunan kinerja WIKA, kata Agung, terjadi pada 2023 akibat beban bunga yang tinggi dari utang sebesar Rp 56,4 triliun. Angka tersebut merupakan jumlah konsolidasi utang yang induk dan anak perusahaan.

“Jadi, beban bunga cukup tinggi ditambah dengan beban pencadangan piutang, baik yang sedang kita tagih, maupun yang bermasalah. Dengan demikian, memang 2023 kami mengalami kerugian yang cukup besar. Di 2023 ini berbarengan dengan kesulitan finansial kami melakukan penyehatan dan restrukturisasi,” ujar Agung.

Berdasarkan laporan keuangan WIKA pada 2023, BUMN karya tersebut membukukan kerugian yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 7,1 triliun pada 2023. Pada tahun sebelumnya, WIKA mencatat rugi bersih sebesar Rp 59,5 miliar. Secara keseluruhan WIKA mencatat pendapatan bersih yang naik mencapai Rp 22,5 triliun, dari sebelumnya Rp 21,4 triliun pada 2022.

Leave a reply

Iconomics