Transjakarta Bersama Higer Maju Indonesia Mengujicobakan Bus Listrik

0
1301

PT Transportasi Jakarta melakukan pelepasan ujicoba sebanyak 1 unit bus listrik. Transjakarta bekerjasama dengan Agen Penyedia Bus (APM) PT Higer Maju Indonesia (HMI) menghadirkan bus listrik tersebut. Transjakarta menyebut kegiatan ini sebagai bentuk dukungan untuk program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dari pemerintah.

Dalam pelepasan ujicoba yang dilaksanakan di kantor pusat PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur,  Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Sardjono Jhony Tjitrokusumo menyatakan ujicoba ini sebagai tindaklanjut dari penandatangan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) Transjakarta bersama PT Higer Maju Indonesia (HMI)  yang telah dilaksanakan pada 1 September 2021 lalu.

“Alhamdulillah, hari ini kita sudah bisa melakukan ujicoba bus listrik dengan mengangkut pelanggan yang akan melayani masyarakat untuk rute Blok M – Balaikota (EV1). Ujicoba akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan ke depan tanpa dikenalan biaya atau gratis. Untuk saat ini kami tetap melalukan pembatasan pelanggan yakni maksimal diisi oleh 25 orang pelanggan termasuk yang berdiri,” kata Jhony dalam keterangan pers tertulis.

Baca Juga :   OJK Terbitkan Peraturan Pemisahan Unit Usaha Syariah, Apa Saja yang Diatur?

Jhony menambahkan proses ujicoba ini lakukan sebagai salah satu tahapan dalam upaya merealisasikan rencana penggunaan kendaraan bus listrik berbasis baterai yang ramah lingkungan. Dalam hal ini, semua armada konvensional Transjakarta secara bertahap akan beralih menggunakan armada listrik.

“Keseriusan Transjakarta ini dibuktikan dengan berbagai layanan uji coba kendaraan listrik yang dimulai sejak tahun lalu. Dan hari ini kita menggandeng teman-teman dari PT Higer Maju Indonesia untuk ikut serta menjadi mitra strategis dalam penyediaan, pengadaan dan operasional bus listrik berbasis baterai tersebut,” katanya.

Jhony mengatakan, ujicoba ini diharapkan bisa menjadi langkah kecil untuk lompatan besar sektor transportasi massal di masa depan, sepertiemisi rendah atau bahkan nol. Hal ini tentunya dapat mengurangi polusi, mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM dan akhirnya bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik dan baterai.

“Kita juga berharap ini bisa memperkuat ekosistem kendaraan listrik di negara kita, menginspirasi banyak orang untuk beralih pada kendaraan listrik berbagai jenis dan memotivasi masyarakat untuk semakin mencintai transportasi publik kita,” kata Jhony.

Leave a reply

Iconomics