Totalitas Pertamina Memperlancar Mudik 2023

Kementerian Perhubungan memproyeksikan angkutan mudik Lebaran 2023 ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan yaitu sebanyak 123,8 juta orang. Melihat akan hal tersebut, PT Pertamina menyiapkan berbagai langkah kesiapan operasi mudik Lebaran 2023.

“Tahun ini terjadi peningkatan, jadi kami melakukan banyak antisipasi berbagai hal apa yang sudah baik di tahun 2022, kami lanjutkan dan juga ada penguatan di tahun 2023,” ucap Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Bersama DPR Komisi VI pada Selasa, (11/4/23).

Pihaknya menambah sejumlah fasilitas seperti SPBU Siaga yakni sebanyak 1.505 SPBU dari jumlah sebelumnya di tahun 2022 sebanyak 1.370 SPBU, Agen LPG Siaga menjadi 5.471 unit dari sebelumnya di tahun lalu sebanyak 4.239 unit. Penambahan pada kios Pertamina Siaga yaitu menjadi 44 titik dari tahun lalu sebanyak 37 titik, layanan delivery BBM atau Motorist dan PDS sebanyak 402 unit dari sebelumnya 220 unit. Menambah mobil tanki stand by yaitu sebanyak 201 unit dari tahun lalu 144 unit, dan penambahan rumah Pertamina Siaga menjadi 20 unit dari tahun 2022 sebanyak 14 unit.

Nicke menyampaikan bahwa terkait kesiapan pada kilang, pihaknya telah merencanakan jauh-jauh hari sebelum memasuki bulan Ramadan.

“Sebelum mulai bulan Ramadan, jadi bulan Maret ini sudah selesai pemeliharaan khususnya adalah di Cilacap dan juga di Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) sehingga ada peningkatan tambahan produksi yang bisa dihasilkan untuk gasoline maupun avtur dan semua kilang dalam kondisi ready 100%,” kata Dirut Pertamina.

Dalam upaya pemenuhan tersebut, PT Pertamina juga menggencarkan produksi sehingga terdapat penambahan pada crude.

“Jadi kalau kita lihat ada peningkatan crude 1,6 juta barel untuk satu bulan masa Satuan Tugas (Satgas) Ramadhan dan Idul Fitri (Rafi) ini dari yang biasanya 27,8 (juta barel per bulan) kita tingkatkan menjadi 29,7 juta barel per bulan,” lanjutnya.

Terkait kesiapan distribusi laut selama angkutan mudik Lebaran ini, Nicke menyebutkan bahwa jumlah kapal yang tersedia sudah disesuaikan dengan kebutuhan distribusi BBM dan gas, penyediaan kapal juga telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Kapal yang dioperasikan pun sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Terdapat pula penambahan tonase kapal dibanding kondisi normal yakni sebanyak 302 unit dari sebelumnya 297 unit.

“Untuk penambahan ini kami ada tambahan operational expenditure (opex) ini US$25,4 juta karena ini harus kita siapkan untuk menjaga kehandalan pasokan. Jadi kalau kita lihat bagaimana kami mengatur rute kalau tadi kita bicara mengenai on time gitu ya ini yang kami manage selama ini,” jelasnya.