
Target Investasi di Sektor Minerba Dipatok US$ 7,7 M di 2020

Rapat Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR pada Selasa (11/2) di Kompleks Parlemen, Senayan/The Iconomics
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi sektor mineral dan batu bara senilai US$ 7,7 miliar atau sekitar Rp 105, triliun di 2020. Peningkatan jumlah target ini setelah mempertimbangkan sejumlah proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) akan berjalan tahun ini.
“Target kita ini karena yang terbesar adalah IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus). IUPK ini adalah untuk pabrik-pabrik pengolahan dan pemurnian,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dikatakan Bambang, peningkatan investasi diperkirakan cenderung positif hingga 2021. Tren tersebut akan turun setelahnya, karena proyek-proyek smelter diperkirakan telah rampung. Karena itu pula target investasi Kementerian ESDM akan turun menjadi US$ 5,6 miliar di 2021, menjadi US$ 4,3 miliar di 2022 dan turun lagi di 2023.
Kontribusi IUP daerah, kata Bambang, juga diharapkan membawa investasi yang cukup besar untuk tahun ini, dengan nilai investasi US$ 988 juta. Dari total target investasi tersebut, mayoritas akan berasal di sektor hilir. Sementara eksplorasi tambang dinilai masih kecil.
“Dibandingkan dengan per tambang global, kita juga kecil dalam hal ini (eksplorasi) bagaimana meningkatkan daya tarik investasi. Perkembangan investasi ini dipengaruhi harga logam. Kita lihat, global non-exploration budget dipengaruhi harga daripada logam,” kata Bambang.
Soal realisasi investasi di sektor minerba, Bambang menyebut, angkanya mencapai US$ 6,5 miliar atau mencapai 105% dari target 2019 yang dipatok senilai US$ 6,1 miliar.
Leave a reply
