
Tahun 2023, Bank Indonesia Perkirakan Pertumbuhan Kredit Perbankan Masih Dobel Digit

Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2022, Rabu (30/11) dihadiri Presiden Joko Widodo. Tampak Gubernur BI, Perry Warjiyo menyambut kedatangan Presiden di lokasi acara/Foto: Departemen Komunikasi BI
Aura optimisme terpancar dari pidato Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2022, Rabu (30/11). Tak hanya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tetap tinggi di level 5% dan inflasi kembali terkendali ke level 3,0±1%, Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan tetap dobel digit.
Perry menyampaikan stabilitas sistem keuangan pada tahun 2023 akan tetap terjaga, kecukupan modal bank masih tinggi dan likuiditas juga masih cukup. “Pertumbuhan kredit 10% sampai 12% pada 2023 dan 2024,” ujar Perry dalam acara yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo ini.
Untuk mendukung pertumbuhan kredit ini, Perry mengatakan tahun 2023 Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan makroprudential longgar. “Diantaranya kebijakan uang muka 0% untuk kredit properti dan kredit kendaraan bermotor kami pertahankan tetap berlaku hingga tahun 2023. Insentif Giro Wajib Minimum akan kami tingkatkan untuk mendorong sektor-sektor prioritas termasuk KUR, UMKM dan ekonomi keuangan hijau,” ujarnya.
Hingga Oktober lalu, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 11,95% (yoy), ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan hampir seluruh sektor ekonomi. Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,4% (yoy). Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM pada Oktober 2022 tercatat sebesar 17,50% (yoy).
Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring dengan membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor Industri, Perdagangan dan Pertanian. Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut.
Kinerja korporasi tercermin dari perbaikan kemampuan membayar, tingkat penjualan, dan belanja modal, terutama di sektor Pertambangan dan Perdagangan. Kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen.
Leave a reply
