Tahun 2020, Astra Bukukan Laba Bersih Rp10,3 Triliun

0
342

PT Astra International Tbk (Astra) membukukan laba bersih sebesar Rp10,3 triliun pada tahun 2020 lalu, menurun 26% bila dibandingkan laba bersih tahun 2019 (YoY). Penurunan laba yang drastis ini terutama terjadi karena dampak pandemi Covid-19 dan langkah-langkah penanggulangannya yang menyebabkan penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan Grup Astra.

Tahun 2020 lalu, Astra menjual seluruh kepemilikannya di Bank Permata. Bila memasukan keuntungan dari penjualan saham bank tersebut, maka laba bersih Astra mencapai Rp16,2 triliun, menurun 26% YoY.

Penurunan laba bersih grup Astra sejalan dengan penurunan pendapatan. Tahun lalu, Astra membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp175,0 triliun, menurun 26% dibandingkan dengan tahun lalu.

“Pendapatan dan laba bersih grup Astra (Grup) pada tahun 2020 menurun akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan upaya penanggulangannya. Grup terus beroperasi di tengah kondisi yang menantang, dan masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir. Kami memperkirakan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja Grup pada tahun 2021,” ujar Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra dalam keterangan tertulis, Kamis (25/2).

Baca Juga :   Tahun 2022, Astra Alokasikan Belanja Modal Hingga Rp20 Triliun, Mendekati Jumlah Sebelum Pandemi

Laba bersih divisi otomotif Grup menurun 68% menjadi Rp2,7 triliun, hal tersebut mencerminkan penurunan volume penjualan secara signifikan. Setelah mengalami kerugian bersih pada kuartal kedua, divisi otomotif Grup kembali mencatatkan keuntungan pada semester kedua tahun 2020, setelah adanya pelonggaran penerapan langkah-langkah penanggulangan pandemi.

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun 44% menjadi Rp3,3 triliun pada tahun 2020, terutama disebabkan oleh peningkatan provisi guna menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.

Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun sebesar 49% menjadi Rp3,4 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batu bara hampir sepanjang tahun.

Laba bersih dari divisi agribisnis Grup mencapai Rp664 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada tahun 2019, terutama karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.

Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan penurunan laba bersih dari Rp292 miliar menjadi Rp45 miliar pada tahun 2020, disebabkan oleh penurunan pendapatan jalan tol dan penurunan marjin operasi pada PT Serasi Autoraya (SERA).

Baca Juga :   Babak Baru Kolaborasi Astra dengan PermataBank

Laba bersih dari divisi teknologi informasi Grup menurun 81% menjadi Rp36 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan.

Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp83 miliar menjadi Rp93 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics