
Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi 2020 Ini Kemungkinan Berakhir di Zona Negatif

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/The Iconomics
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan sepanjangan tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan PDB kemungkinan akan berakhir di zona negatif.
“Kita lihat kondisi outlook ekonomi kita down side risk-nya menjadi lebih besar. Artinya ada kemungkinan perekonomian akan berakhir pada zona negatif [untuk] keseluruhan tahun di 2020,” ujarnya pada saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/8).
“Outlook dari kami menggambarkan bahwa GDP kita di keseluruhan tahun di minus 1,1% hingga slightly positif 0,2%,” tambah Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan konsumsi rumah tangga yang pada kuartal kedua lalu negatif sebesar 5,51%, harus kembali ke zona positif pada kuartal ketiga dan keempat 2020, agar hingga akhir tahun nanti bisa berada di level pertumbuhan 0%. Namun, ia menambahkan mengembalikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada zona positif pada tahun ini cukup berat karena di kuartal ketiga konsumsi masih belum menunjukkan pemulihan seperti yang diharapkan.
Sedangkan konsumsi pemerintah, jelas Sri Mulyani akan kembali ke zona positif setelah pada kuartal kedua lalu negatif sebesar 6,9%. Pertumbuhan yang positif pada kuartal ketiga dan keempat terjadi seiring dengan adanya stimulus maupun penanganan pemulihan ekonomi yang cukup besar yang diharapkan bisa dieksekusi secara efektif pada kuartal ketiga dan keempat. Secara keseluruhan, outlook pertumbuhan konsumsi pemerintah pada tahun 2020 berada di kisaran 2% hingga 4%.
Namun, untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, menurut Sri Mulyani untuk kembali mendekati pertumbuhan 0% diperlukan kerja keras untuk mengembalikan kepercayaan dan kegiatan investasi. “Kalau kita lihat masih akan terjadi kontraksi, ini tentu akan berkontribusi kepada outlook keseluruhan ekonomi kita,” ujarnya. Pada kuartal kedua lalu, PMTB ini mengalami kontraksi sebesar 8,61%.
Demikian juga ekspor, menurut Sri Mulyani diperkirakan masih berada di zona negatif meskpun kontraksinya lebih dangkal yaitu -5,6 hingga -4,4%. Pada kuartal kedua lalu, ekspor mengalami kontraksi sebesar 11,66%.
Impor, tambah Sri Mulyani juga masih akan berada di posisi zona kontraksi. Pada kuartal kedua lalu, impor kontraksi sebesar 16,96%.
Sedangkan untuk tahun 2021 nanti, Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia diperkirakan kembali tumbuh positif sebesar 4,5% hingga 5,5%. Ramalah ini sudah disampaikan ke DPR RI dalam RPABN 2021.
Leave a reply
