
Setelah Jumlah Penerbangan Naik, Kinerja GMF Ikut Terdongkrak di Kuartal III/2020

Direktur Utama GMF I Wayan Susena/Dok, GMF
Kinerja PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) ikut terdongkrak dengan meningkatnya jumlah aktivitas penerbangan di kuartal III dan pertengahan kuarta IV tahun ini. Peningkatan jumlah penerbangan ini diharapkan menggenjot work order dalam perawatan yang berbasis flight hours.
Direktur Utama GMF I Wayan Susena mengatakan, pihaknya memang terdampak wabah Covid-19. Memang tidak hanya di sektor penerbangan, tapi juga di sektor lain. Dalam situsi ini, kata I Wayan, pihaknya tidak hanya bisa diam dan harus melakukan penyesuaian bisnis untuk mempercepat pemulihan.
Pada Kuartal III/2020, kata I Wayan Susena, GMF telah mencatatkan pertumbuhan jumlah event produksi hingga lebih dari 100% pada sektor bisnis engine maintenance dibandingkan kuartal sebelumnya. Pencapaian positif lainnya juga dirasakan oleh sektor bisnis component maintenance yang mencatatkan pertumbuhan event produksi hingga 38% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Membaiknya kinerja operasional GMF, kata I Wayan, juga tampak dari mulai masuknya beberapa customer asing yang semula melakukan penundaan terhadap perawatan armadanya akibat pandemi. Salah satunya datang dari Filipina.
“Kami menyambut dengan tangan terbuka bagi customer yang hendak menyiapkan kembali armadanya. Personel GMF akan memberikan dukungan terbaik dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang berlaku agar maskapai-maskapai tersebut dapat kembali beroperasi secara optimal dan prima,” kata I Wayan dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Beberapa maskapai kini masih perlu mengencangkan ikat pinggang untuk bertahan di masa pandemi dengan mengefisienkan operational cost, salah satunya melalui optimalisasi jumlah armada aktif agar dapat terutilitasi secara maksimal. Hal ini berdampak pada peningkatan permintaan redelivery pesawat dari maskapai kepada lessor.
Memasuki kuartal IV, GMF telah menerima beberapa permintaan untuk melakukan pengerjaan project redelivery tersebut. Peningkatan project redelivery menjadi salah satu pendorong peningkatan jumlah event pada sektor bisnis airframe maintenance, sehingga mampu tumbuh 13% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia terungkap pada Maret 2020, aktivitas penerbangan mengalami penurunan drastis hingga puncak penurunan terjadi di bulan Mei lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Mei 2020, jumlah penumpang di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk keberangkatan domestik berjumlah 27.500 orang. Angka ini menurun lebih dari 90% sejak bulan Januari 2020.
Leave a reply
