
Rumah.com: Konsumen Harapkan Suku Bunga KPR Turun

Country Manager Rumah.com Marine Novita/Propertyguru
Hasil survei Rumah.com kepada 1000 responden pencari rumah di Indonesia dalam Consumer Sentiment Study hasilnya berbeda dari semester sebelumnya. Jumlah pencari rumah yang mengaku melakukan penundaan transaksi properti mengalami penurunan dari sebelumnya 52% menjadi 41%.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menyatakan bahwa hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 tersebut menjadi angin segar di tengah perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1-4 di seluruh wilayah Indonesia yang berdampak pada berbagai sektor industri termasuk properti.
“Walaupun pandemi masih berlangsung namun masyarakat mulai sadar bahwa papan atau hunian adalah kebutuhan pokok yang harus dibeli jika secara finansial sudah memadai dan bukan hal yang bisa ditunda terus menerus. Apalagi saat ini para pengembang juga sangat agresif menawarkan berbagai jenis hunian dan didukung berbagai kebijakan pemerintah yang memudahkan pembelian properti,” kata Marine dalam keterangan pers tertulis.
Dari Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021, sebanyak 37% responden menyatakan kesulitan melihat lokasi unit tidak lagi dipandang sebagai halangan. Angka yang turun dari 48% responden dari semester sebelumnya ini menunjukkan adanya pameran properti secara virtual maupun teknologi yang memungkinkan melihat unit contoh hunian sehingga memudahkan pencari properti berburu hunian idaman meskipun di tengah kebijakan PPKM.
Adanya dukungan teknologi bagi industri properti juga sejalan dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat pada media sosial dan portal properti ketika ingin mendapatkan informasi tentang properti selama pandemi berlangsung. Sejumlah 56% responden memilih mendapatkan informasi tentang properti dari portal properti, naik dari 47% responden pada semester sebelumnya. Sedangkan 68% responden lainnya mendapatkan dari media sosial.
Sementara dalam hal tingkat suku bunga, menurut persepsi masyarakat semakin dianggap sebagai hambatan, sebagaimana hasil Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 dimana 60% responden menganggap suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) saat ini berada pada level yang tinggi dan bahkan sangat tinggi. Angka ini naik tipis dari semester sebelumnya yang dinyatakan oleh 59% responden.
Masih tingginya tingkat suku bunga KPR juga mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan sehingga menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR. Hal ini dinyatakan oleh sekitar sepertiga responden atau sejumlah 34% responden. Oleh karena itu mayoritas masyarakat mengharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan dan tindakan terutama agar bisa menurunkan suku bunga KPR. Hal ini dinyatakan oleh 88% responden dan merupakan kenaikan dari 85% responden pada semester sebelumnya.
Pemerintah sebenarnya telah merespon harapan masyarakat tersebut. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18-19 Agustus 2021 lalu memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%. Selain itu BI telah juga memutuskan untuk melonggarkan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti. Stimulus terakhir adalah perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun.
Menurut Marine, yang paling penting dari adanya kebijakan dan stimulus dari pemerintah tersebut adalah pelaksanaannya. Hal ini terlihat secara historis, langkah BI menurunkan suku bunga acuannya tidak langsung diikuti oleh kalangan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), sehingga walaupun suku bunga BI sudah turun namun industri properti tidak bisa segera langsung merasakan dampaknya.
Marine menambahkan dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 terlihat adanya penurunan kepuasan masyarakat terhadap iklim properti di Tanah Air. Setelah mengalami kenaikan pada semester sebelumnya, Sentiment Index pada semester kedua 2021 ini turun sebanyak 4 poin ke angka 69.
Penurunan Sentiment Index ini didorong tiga hal yaitu mahalnya harga properti, sulitnya mencari properti di lokasi yang diinginkan sesuai dengan anggaran yang tersedia dan tingginnya tingkat suku bunga KPR. Indeks Sentimen Konsumen ini adalah data longitudinal yang diambil Rumah.com menggambarkan indikasi optimisme, kepuasan, dan minat terhadap properti.
Marine menjelaskan bahwa secara umum dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 dapat disimpulkan bahwa lebih sedikit masyarakat yang menyatakan penundaan dalam transaksi properti daripada sebelumnya. Selain itu masyarakat kini mempertimbangkan lebih sedikit faktor ketika mengambil pinjaman rumah namun faktor utama masih sama yaitu besaran angsuran, jangka waktu pinjaman dan tingkat suku bunga KPR.
Leave a reply
