RNI Bukukan Pertumbuhan Laba Bersih Semester I Sebesar 124%

0
109

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) mengantongi laba bersih setelah pajak sebesar Rp42 miliar pada semester I tahun 2020. Laba tersebut naik 124% dibanding pencapaian tahun 2019 di periode yang sama.

Pencapaian laba di pertengahan tahun ini menunjukkan peningkatan kinerja perseroan yang signifikan mengingat pada penutupan tahun buku 2019, perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp64,8 miliar.

Direktur Keuangan RNI Pramusti Indrascaryo mengatakan pencapaian laba tersebut berada 120% di atas anggaran yang telah ditetapkan sampai Juni 2020. Menurutnya, kinerja positif tersebut tidak terlepas dari peningkatan penjualan yang tercapai sebesar Rp2,5 triliun atau 18% di atas anggaran sebesar Rp2,1 triliun.

Pramusti menambahkan memasuki penutupan semester pertama, kinerja perseroan semakin membaik seiring dengan langkah perseroan melakukan perbaikan. Salah satu upaya yang diterapkan adalah pengendalian biaya dan cost reduction. Sampai dengan Juni 2020, perseroan berhasil menekan biaya usaha sebesar 29% di bawah anggaran atau tercatat turun 12% dibanding realisasi tahun lalu.

Pramusti mengatakan manajemen juga telah menerapkan sejumlah strategi baru, antara lain mengoptimalkan modal kerja dalam mendukung peningkatan penjualan perseroan. Pemberdayaan SDM juga terus dilakukan dalam berbagai aspek sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang berdampak pada kinerja positif perusahaan.

Baca Juga :   Pendapatan BUMN di Kuartal I-2023 Naik 18,4%

Sementara Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha RNI Febriyanto mengatakan perolehan kinerja positif perseroan tidak terlepas dari membaiknya produktivitas sejumlah kelompok usaha. Salah satunya, di kelompok industri perkebunan dimana produksi crude palm oil (CPO) per Juni 2020 tercatat 5.428 ton, atau meningkat 220 ton dibanding produksi tahun lalu pada periode yang sama yaitu sebesar 5.208 ton. Produksi teh juga mengalami peningkatan, sampai dengan Juni 2020, produksi teh tercatat 1.801 ton atau meningkat 52 ton dibanding tahun lalu.

Febriyanto mengatakan sampai dengan Juni 2020 produksi gula tercatat sebesar 18 ribu ton dan tetes 14 ribu ton, jumlah tersebut masing-masing turun jika dibanding tahun lalu. Menurut Febriyanto, hal tersebut dikarenakan giling tebu pada tahun ini baru dimulai pada pertengahan Juni, sedangkan giling tahun lalu telah dimulai dari bulan Mei.

Ia mengatakan saat ini Pabrik gula RNI masih melaksanakan proses giling tebu, sehingga produksi gula baru tercatat signifikan pada semester 2.

Leave a reply

Iconomics