Program Kartu Prakerja dari Berbagai Sudut Pandang

0
288

Pemerintah mengklaim Program Kartu Prakerja berhasil menjawab kebutuhan tersebut sekaligus menumbuhkan antusiasme masyarakat. Program pelatihan ini untuk meningkatkan produktivitas melalui reskilling dan upskilling.

“Saya mengapresiasi jumlah pendaftar Program Kartu Prakerja yang sampai saat ini mencapai 155 juta, dan yang diterima sebanyak 12,8 juta, angka yang tidak kecil. Karena pelatihan ini, produktivitas dan skill para peserta meningkat, pengalaman kerjanya juga meningkat,” kata Presiden Joko Widodo pada acara Temu Raya #Kitaprakerja, 17 Juni 2022.

Presiden Joko Widodo juga menyempatkan diri berbincang dengan sejumlah perwakilan alumni Program Kartu Prakerja yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain menanyakan insentif yang telah diterima dari Program Kartu Prakerja, Presiden juga menanyakan usulan apa saja yang dapat diberikan bagi kemajuan Program Kartu Prakerja ke depannya. Salah satu usulan yang disampaikan yakni terkait dengan ketersediaan pendampingan pasca pelatihan.

Menanggapi usulan tersebut, Presiden pun memberi arahan agar Program Kartu Prakerja senantiasa diperbaiki dan di evaluasi karena Program Kartu Prakerja turut mempersiapkan sumber daya manusia bangsa melalui upskilling dan reskilling untuk menghadapi berbagai tantangan global.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Pemerintah Terus Mempercepat Vaksinasi, Termasuk untuk Daerah

“Tadi seperti disampaikan Pak Airlangga, tidak ada yang lewat uang itu, anggaran itu ke kementerian, ke provinsi, ke kabupaten, ke kota baru ke peserta. Ini langsung dari Menteri Keuangan transfer langsung ke peserta,” lanjut Presiden Joko Widodo.

Program Kartu Prakerja sendiri telah mendapatkan apresiasi dari berbagai lembaga dalam dan luar negeri, antara lain dari Bank Dunia, ADB, UNDP, UNESCO, dan UNESCAP.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan keberhasilan Program Kartu Prakerja menuai banyak tanggapan positif dari banyak forum internasional karena secara ilmiah mampu untuk mendorong adult learning, pemberdayaan perempuan, inklusi keuangan, pengurangan ketimpangan, pengangguran dan kemitraan multi-pihak yang merupakan pilar-pilar SDGs.

“Dalam pertemuan UNESCO tadi malam di Marrakech, Maroko, mereka mencari jalan untuk menghadapi tantangan the future of works terkait dengan transformasi digital, green economy yang membutuhkan tenaga dan adult lifelong learning. Dari hampir seluruh negara yang memaparkan, Program Kartu Prakerja adalah program yang paling siap dan sudah operasional,” kata Menko Airlangga.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Pemerintah Sedang Menyelesaikan Pembelian Vaksin PMK 3 Juta Dosis

Hasil survei evaluasi sejak 2020 hingga 2022 telah membuktikan bahwa 30% penerima Kartu Prakerja, yang sebelumnya menganggur, kini telah bekerja atau berwirausaha.

“Dapat kami sampaikan bahwa Kartu Prakerja merupakan salah satu program Government to People (G to P) paling masif yang ada, dibandingkan dengan yang pernah dilakukan oleh negara-negara lain,” ujar Menko Airlangga.

Program Kartu Prakerja menjunjung tinggi inklusivitas dan menjangkau kelompok rawan dan minoritas. Hal ini tergambar dari Program Kartu Prakerja yang hadir di 514 kabupaten/kota, menjangkau sebanyak 56% penerima manfaat yang tinggal di desa, 49% penerima manfaat adalah perempuan, dan sekitar 3% dari penerima manfaat merupakan penyandang disabilitas.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics