
Pinhome Ungkap Tren Properti Residensial di Tahun 2025

CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata/Dok, Pinhome
Platform property technology (proptech) Pinhome memperkirakan tren properti residensial pada tahun 2025 ini. Hal ini dengan menimbang berbagai aspek, baik dari penyediaan hunian, kebijakan hingga preferensi konsumen.
“Sama dengan tahun 2024, prospek pasar properti di tahun 2025 juga menunjukkan peluang positif, yang kemungkinan besar akan didorong oleh kebijakan-kebijakan baru. Kami optimistis akses kepemilikan rumah dapat tetap terbuka khususnya bagi milenial dan gen Z, generasi yang selama ini disebut sulit memiliki rumah. Potensi yang inklusif juga terlihat di area luar Pulau Jawa, di mana minat pembelian rumah diprediksi akan meningkat terkait konektivitas yang semakin baik,” kata CEO & Founder Pinhome, Dayu Dara Permata dalam keterangannya.
Dalam prediksi Pinhome, keselarasan antara pembangunan program 3 Juta Rumah dan permintaan rumah sederhana. Permintaan akan rumah sederhana (di bawah Rp200 juta) di Kabupaten Tangerang melonjak khususnya di kecamatan seperti Sepatan, Pasar Kemis, dan Rajeg, yang bertumbuh 120% secara tahunan (dengan perbandingan 2023 dengan2024). Hal ini sejalan dengan pencanangan program 3 Juta Rumah yang juga dimulai di Kabupaten Tangerang pada November 2024. Melihat tren ini, daerah-daerah dengan lonjakan permintaan rumah sederhana yang tinggi, seperti Bandar Lampung (593%), Kota Balikpapan (555%), Kabupaten Sukabumi (292%), dan Kabupaten Malang (265%) dapat menjadi prioritas Pemerintah dalam menentukan lokasi pembangunan, sehingga distribusi dapat selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Pinhome juga melihat perpanjangan PPN DTP 100% hingga Juni 2025 dapat meningkatkan pembelian rumah di bawah Rp2 miliar. Program yang sama di tahun lalu terbukti bisa mendorong peningkatan 54% dari kuartal IV tahun 2023 hingga kuartal IV tahun 2024, dibandingkan periode sebelumnya. Di tahun 2025, perpanjangan program ini diharapkan mampu melanjutkan tren positif tersebut terutama dengan fokus pada konsumen rumah pertama.
Terkait dengan BI Rate, data Pinhome menunjukkan penurunan BI Rate pada September 2024 dari 6,25% menjadi 6% berdampak positif pada transaksi KPR/KPA, yang tumbuh 58% di kuartal keempat 2024. Tren ini berlanjut dengan penurunan BI Rate lagi pada Januari 2025 menjadi 5,75%, yang diprediksi akan semakin memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan transaksi properti.
Di luar Jawa, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) telah mencapai 1.042 km, dengan target 3.000 km, melintasi 8 provinsi di Pulau Sumatera. Konektivitas yang semakin baik diharapkan mendorong munculnya kawasan ekonomi baru dan menarik minat pengembang perumahan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan signifikan inventori rumah dijual (dengan membandingkan 2023 dengan 2024) di provinsi-provinsi yang dilalui JTTS, seperti Riau (143%), Lampung (132%), dan Sumatera Utara (123%).
Di wilayah Bali, sejak awal 2024, inventori hunian premium meningkat secara konsisten, dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 96% secara kuartalan pada kuartal III. Peningkatan ini sejalan dengan dimulainya konstruksi MRT dan LRT, menunjukkan respons positif pasar yang berpotensi meningkatkan nilai investasi.
“Dengan temuan ini, kami percaya peluang kepemilikan rumah bagi milenial dan gen Z akan lebih nyata dengan dorongan kebijakan serta pembangunan strategis yang lebih merata di wilayah Indonesia,” kata Dayu Dara.
Leave a reply
