
Perhumas Sebut 3 Hasil Survei Global Alliance Jadi Rujukan Praktisi PR, Apa Saja?

Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto dalam acara The Iconomics Indonesia PR Awards 2022, di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (29/7)/Dok. Iconomics
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) menyebut hasil survei Global Alliance menemukan 3 hal besar yang menjadi tren dan kunci. Survei daring yang melibatkan 525 partisipan eksekutif dan profesional di 55 negara itu menjadi rujukan praktisi public relation (PR) untuk menghadapi berbagai tantangan meliputi bisnis, dampak perkembangan teknologi dan persiapan insan PR.
“Adapun 3 hal besar itu adalah trends reputation and brand, sustainability, ethics and transparency,” kata Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto dalam acara The Iconomics Indonesia PR Awards 2022, di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (29/7).
Berbicara trends reputation and brand, kata Boy, hasil survei menemukan organisasi secara aktif mengelola reputasi masih di bawah 50% dan yang melakukan perencanaan dan strategi untuk meningkatkan reputasi juga sama. Begitu pun yang mampu mendemonstrasikan dampak reputasi terhadap bisnis, mengembangkan format dan konten publisitas, serta strategi pengelolaan reputasi CEO.
“Artinya masih banyak kesempatan untuk kita semua mulai membangun reputasi dengan baik dan benar. Ini mungkin hanya beberapa perusahaan yang melakukan,” kata Boy.
Lalu, dari sisi sustainability, kata Boy, organisasi yang mendorong inklusif keadilan dan pertumbuhan pada perubahan iklim masih di bawah 50%. Dari sisi implementasi dan rencana pengurangan emisi dengan target yang lebih terukur serta memprioritaskan komunikasi, menunjukkan kemajuan mereka pada isu-isu environmental, social and governance (ESG).
Dari sisi ethic and transparency, kata Boy, perusahaan yang menerapkan kode etik masih di bawah 50%. Dengan kata lain, masih banyak perusahaan-perusahaan yang belum menerapkan kode etik, menetapkan dan mengukur metrik ESG, mengembangkan teknologi yang etis dan aman di area kerja, serta fokus pada investasi.
Boy karena itu mengajak seluruh organisasi dan perusahaan untuk bersama-sama membangun semangat dan memberikan inspirasi. Dengan demikian, tercipta semangat positif sebagaimana yang dicanangkan pemerintah melalui pesan recover together, recover stronger.
“Semoga apa yang kita cita-citakan bersama mendorong kapasitas dan kapabilitas humas Indonesia,” katanya.
Untuk diketahui, survei Global Alliance itu, selain dilakukan secara daring dengan melibatkan 525 partisipan eksekutif dan profesional di 55 negara, dari persepktif society atau vision society juga ada sekitar lebih dari 570 ribu analisis konten dari sosial network, media website, kemudian forum-forum yang dikumpulkan menggunakan algoritma dan kecerdasan buatan (AI).
Leave a reply
