
Perbankan Siap Salurkan Kredit Investasi di Kawasan Ekonomi Baru di Luar Jawa

Tangkapan layar YouTube, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI, Royke Tumilaar/Iconomics
Dunia perbankan menyambut dan mengapresiasi langkah pemerintah menciptakan kawasan perekonomian baru yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi pandemi Covid-19 ini dijadikan momentum untuk mempercepat akselerasi investasi di kawasan ekonomi baru yang sejalan dengan rencana pemerintah itu.
“Pada akhirnya akan menjadi sumber pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Terciptanya pertumbuhan industri baru, pertumbuhan investasi baru baik asing maupun domestik serta penciptaan lapangan kerja,” kata Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI, Royke Tumilaar dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (13/7).
Royke mengatakan, pertumbuhan konsumsi masyarakat di daerah tersebut juga akan semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan daya beli dan kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya akan mendorong laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) di daerah tersebut.
Dari sisi perbankan, kata Royke, perannya masih cukup tinggi di dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional. Pasalnya, perbankan dalam hal pembangunan masih sebagai sumber pendanaan pembangunan yang mayoritas yakni seitar 60%.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata Royke, menyebutkan dana perbankan untuk pembangunan sekitar Rp 5.481,6 triliun di 2020. Sementara dana lain dari luar negeri sekitar Rp Rp 2.957 triliun; lembaga non-bank Rp 600 triliun dan pasar modal sekitar Rp 126 triliun.
“Jadi sumber dana masih didominasi dari perbankan. Perbankan juga memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan investasi melalui penyaluran kredit investasi,” kata Royke.
Menurut Royke, kredit investasi perbankan yang disalurkan ke daerah di Indonesia hingga April 2021 mencapai Rp 1.400 triliun. Alokasi kredit perbankan itu memang masih mayoritas di Pulau Jawa sekitar Rp 1.150 triliun atau sekitar 80% dari alokasi kredit nasional.
Meski demikian, kata Royke, masih terdapat peluang bagi perbankan untuk membiayai proyek-proyek investasi di kawasan ekonomi baru khususnya di luar Pulau Jawa. Posisi BNI saat ini meski masih di bawah kondisi pandemi, kredit itu masih tumbuh 2,2& secaa tahunan walau secara nasional kredit masih terkontraksi -3,8%.
Meski dalam situasi yang sulit, kata Royke, BNI akan tetapi optimistis bisa berkontribusi apabila ada momentum pembalikan ekonomi. Dalam mencapai pertumbuhan kredit, perbankan akan selektif dalam sektor-sektor tertentu supaya kualitasnya tetap terjaga.
“(Kredit) kami ada di sektor manufaktur, agribisnis dan konstruksi. Bukan berarti sektor lain diabaikan, tapi secara selektif kita juga tumbuh. Terkait energi, agribisnis, pertambangan kita cukup tumbuh. Total penyaluran kredit di 3 sektor ini sekitar Rp 215 triliun atau 46% dari torak bisnis kita,” kata Royke.
Leave a reply
