Pendapatan Holding BUMN Farmasi Naik 164% di Semester I-2021

0
327

Kinerja Holding BUMN Farmasi mengalami pertumbuhan yang signifikan pada semester I tahun 2021. Pendapatan Holding ini mencapai Rp15,26 triliun pada semester I tahun 2021 atau naik 164% dibandingkan pendapatan Rp5,78 triliun pada semester I tahun 2020.

Pendapatan tersebut disokong oleh pendapatan dari Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma. Dalam keterangan pers tertulis, realisasi pendapatan penugasan Bio Farma mencapai Rp 8,12 triliun, yang terdiri dari Rp7,97 triliun program vaksin Covid-19 dan Rp144,30 miliar didapat dari program Vaksinasi Gotong Royong (VGR).

Kimia Farma membukukan pendapatan pada semester I-2021 sebesar Rp 5,56 triliun yang diperoleh dari penjualan produk pihak ketiga sebesar Rp4,1 triliun termasuk didalamnya, didapat dari VGR sebesar Rp402,9 miliar.

Adapun Indofarma mencatat pendapatan semester I 2021 sebesar Rp849.33 miliar yang berasal dari penjualan obat Obat Generik Berlogo (OGB) dan etchical sebesar Rp492,79 miliar, sisanya dari penjualan alkes multivitamin dan lain-lain.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan jika dilihat penjualan bersih perusahaan di luar penugasan pandemi Covid-19, kinerja Holding BUMN Farmasi masih on the track, meski masih menghadapi tantangan untuk penjualan ekspor karena adanya lockdown di beberapa negara penerima produk Holding BUMN Farmasi, khususnya vaksin. Demikian juga dengan penjualan dalam negeri sektor pemerintah, sesuai dengan instruksi pemerintah, bahwa saat ini fokus pada vaksin Covid-19, termasuk dengan obat-obatan yang digunakan untuk penanganan Covid-19.

Baca Juga :   Komisi VI DPR Dalami Usulan PMN Tunai dan Non-Tunai ke Sejumlah BUMN

“Untuk Bio Farma sendiri, penjualan kami tanpa penugasan Covid-19, masih bisa mencapai Rp985 miliar, yaitu mencapai 84,39% dari yang ditargetkan pada semester I-2021. Pencapaian ini terdiri dari penjualan ekspor yang mencapai Rp549 miliar, dan untuk penjualan dalam negeri (pemerintah), mencapai Rp66,39 miliar, atau baru terealisasi 59,8% dari yang dianggarkan,” kata Honesti dalam keterangan pers tertulis.

Honesti mengatakan Bio Farma dalam menghadapi pandemi, berhasil menciptakan inovasi produk berupa kit diagnostik untuk mendeteksi virus Covid-19, berupa Rapid Test polymerase chain reaction (RT-PCR) yang diluncurkan pada semester I tahun 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Inovasi yang dihasilkan dari hasil kolaborasi bersama startup, yang sudah memenuhi gold standard RT-PCR kit. RT-PCR ini juga dilengkapi dengan media VTM (Viral Transport Media) yang dibuat dan diproduksi secara mandiri oleh Bio Farma.

Ia juga memaparkan penjualan sektor swasta mencapai Rp431 miliar, atau sudah mencapai 105% dari yang dianggarkan sebesar Rp411 miliar. Sebesar 68,86% dari total penjualan dalam negeri sektor swasta diperoleh dari penjualan untuk RT-PCR dengan nama M-BioCov, mencapai Rp283 miliar.

Leave a reply

Iconomics