
PEN Jangan Hanya Fokus Pertumbuhan Positif, Menekan Ketimpangan Juga Penting

Tangkapan layar YouTube, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Daya Saing Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) Ahmad Erani Yustika/Iconomics
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Daya Saing Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) Ahmad Erani Yustika menilai perbaikan ekonomi dari waktu ke waktu memberikan cahaya yang positif. Akan tetapi, yang perlu diingat perbaikan tidak cukup hanya sekadar dari sisi pertumbuhan ekonomi.
“Kita makin bagus dari triwulan ke triwulan, bahkan pada Triwulan I/2021 meski masih negatif tapi sudah mendekati posisi netral atau positif. Dan mudah-mudahan di Triwulan II/2021 sudah positif,” kata Erani dalam sebuah diskusi virtual, Senin (7/6).
Erani mengatakan, jika pada 2020 hampir semua sektor perekonomian pertumbuhannya negatif kecuali untuk beberapa sektor seperti pertanian dan kesehatan. Sementara, pada Triwulan I/2021 sekitar 8 hingga 9 sektor dari total 17 sektor sudah mengalami pertumbuan positif meski secara keseluruhan masih negatif.
Di samping membicarakan pertumbuhan, kata Erani, publik juga perlu diingatkan meningkatnya ketimpangan pada 2020. Padahal, dari 2015 hingga 2019 pemerintah Joko Widodo mampu menekan atau menurunkan angka ketimpangan.
Karena itu, kata Erani, desain kebijakan pemulihan ekonomi nasional salah satu isu penting yang perlu digarap adalah bagaimaca caranya untuk menangani ketimpangan. Harapannya Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bisa masuk dalam ranah itu untuk memberikan masukan.
“Kalau tidak, saya khawatir nantinya pemulihan dari sisi pertumbuhan ekonomi tercapai, tetapi meninggalkan luka pada isu yang terkait ketimpangan dan itu akan berbahaya dalam masa-masa yang akan datang,” kata Erani.
Soal tingkat ketimpangan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejak Maret 2015 hingga Maret 2019 nilainya atau rasio gini terus menurun. Pada September 2019 tingkat rasio gini Indonesia berada pada level 0,380. Angka ini naik menjadi 0,385 pada September 2020. Kenaikan ini membuat penduduk miskin naik sebesar 2,76 juta. Peningkatan yang lebih tinggi terjadi di perkotaan dibandingkan di pedesaan.
Leave a reply
