Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat, Menko Airlangga Beberkan Serangkaian Kebijakannya

0
29

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis, seperti percepatan penyaluran bantuan sosial dan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemerintah meluncurkan berbagai program stimulus Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Lebaran Idulfitri 2025 diantaranya diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, program pariwisata mudik lebaran, dan program diskon belanja.

Langkah tersebut juga diperkuat dengan operasi pasar oleh Perum Bulog dan BUMN pangan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok seperti minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku dan beras dengan harga lebih terjangkau dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET).

Selain itu, Pemerintah terus memperkenalkan berbagai insentif ekonomi untuk mendorong pertumbuhan, seperti diskon tarif listrik, insentif PPN DTP untuk sektor properti dan kendaraan listrik, serta insentif PPh DTP bagi sektor padat karya. Pemerintah juga menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp55,4 triliun hingga akhir Maret 2025, dengan fokus pada sektor pertanian, perdagangan, dan manufaktur untuk memperkuat UMKM serta transformasi digital.

Baca Juga :   DNKI Mempercepat Inklusi Keuangan, Ini 2 Strateginya

Pada sektor manufaktur, Indonesia juga mencatatkan capaian positif dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Februari 2025 yang tercatat pada level 53,6. Angka ini menunjukkan ekspansi sektor manufaktur, lebih tinggi dari angka ekspansi bulan sebelumnya yang tercatat 51,9 serta menjadi yang tertinggi dalam 11 bulan terakhir.

Peningkatan ini didorong oleh lonjakan pesanan domestik menjelang HBKN Ramadan dan Idulfitri, yang memicu peningkatan produksi dan penambahan tenaga kerja di sektor manufaktur. Selain itu, optimisme pelaku industri juga tinggi, dengan tingkat kepercayaan terhadap pertumbuhan produksi mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Adapun capaian tersebut sejalan dengan kondisi PMI Manufaktur ASEAN yang mengalami peningkatan level ekspansi ke 51,5 pada Februari 2025, dari angka 50,4 pada Januari 2025. Secara detail, sejumlah negara di ASEAN juga mengalami perbaikan dalam sektor manufaktur seperti Myanmar (48,5 dari 47,4), Thailand (49,6 dari 50,6), Malaysia (49,7 dari 48,7), dan Vietnam (49,2 dari 48,9). Sedangkan negara yang mengalami penurunan yakni Filipina, yang turun dari 52,3 menjadi 51,0, namun tetap berada dalam zona ekspansi. Meski demikian, antisipasi terhadap penurunan aktivitas manufaktur pada bulan selanjutnya tetap menjadi perhatian di tengah berbagai isu penting pada beberapa perusahaan sektor manufaktur.

Baca Juga :   Jokowi Luncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2025-2045

Pemerintah juga menyadari terdapat beberapa tantangan inflasi pada komoditas tertentu, perekonomian nasional tetap menunjukkan ketahanan yang kuat.

Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan barang pokok menjelang Ramadan dan Idulfitri, serta mendorong sektor manufaktur untuk terus tumbuh. Dengan berbagai kebijakan yang diterapkan, diharapkan daya beli masyarakat tetap meningkat dan perekonomian nasional dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics