Pelaku Bisnis Pariwisata Curahkan Unek-unek ke Menteri Sandi, Ini Curhatannya

0
136

Sejumlah pelaku usaha dan asosiasi yang berhubungan dengan pariwisata menumpahkan keluh kesah dan harapannya saat bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno pada Minggu (27/12/2020). Yang belum mendapatkan dana hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) mengharapkan dapat kesempatan memperolehnya hingga harapan dibukanya kembali Bali untuk wisatawan mancanegara (wisman).

Hampir merata, orang-orang yang hadir mewakili perusahaan maupun asosiasi mengeluhkan selama 9 hingg 10 bulan terakhir pendapatan anjlok hingga tidak ada pemasukan sama sekali, tapi tetap ada biaya tetap yang harus dikeluarkan. Rata-rata dari mereka mengaku telah merumahkan sebagian pegawainya dan metode kerja yang diterapkan tidak semuanya masuk ke kantor.

Ketua IINTOA Paul Edmundus Tallo mengharapkan pihaknya (perusahaan-perusahaan anggota yang diwakili asosiasi) memperoleh dana hibah dari pemerintah sebagaimana yang diperoleh oleh hotel dan restoran. “Sedangkan yang mendatangkan wisatawan belum sempat Pak, Insyaalloh kami percaya Pak Menteri bisa pelan-pelan, tapi cepat Pak,” kata Paul kepada Menparekraf yang disiarkan langsung dari IG Kemenparekraf, Minggu (27/12/2020).

Baca Juga :   Pemdes Welora dan WWF Kembangkan Wisata Bahari yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Ia mengeluh 10 bulan tanpa kerja, tapi pengeluaran masih ada karena sebagian pegawai masih ada dan sebagian lagi dirumahkan. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan dana hibah juga tersalur ke mereka.

Pelaku usaha pariwisata Aloysius Purwa yang hadir dalam pertemuan itu juga mengeluarkan unek-uneknya. Terutama keluhan terhadap peran perbankan saat ini. Perbankan dinilai justru tidak membantu di saat pelaku usaha pariwisata sedang tergencet. Ia mengungkapkan harusnya bank-bank melihat histori perusahaan. Bank-bank harusnya melihat aset yang dimiliki oleh perusahaan-perusahan. Bank-bank harusnya membantu mereka.

Senada dengan yang lain, GM Marketing & Event GWK Cultural Park, Bali Andre Prawiradisastra juga salah satu yang mengharapkan GWK Cultural Park mendapatkan hibah dari pemerintah. Namu ada beberapa hal lainnya yang diharapkan dapat direspons pemerintah. Ia mengatakan kepada Menparekraf Sandiaga agar pemerintah mempertimbangkan keringanan pembayaran pajak atau kelonggaran membayar pajak.

Ia menceritakan tingkat kunjungan GWK turun signifikan. “GWL tutup mulai dari Maret. Sekarang sudah buka tapi trafik tidak sebanyak dulu. Dulu 2000 orang per hari, dan 4000 sampai dengan 5000 orang saat weekend,” kata Andre. Bahkan pernah mencapai 17 ribu orang saat akhir tahun dengan adanya acara hitungan mundur tahun baru 2020.

Baca Juga :   Penjelasan Garuda Indonesia Terkait Pembatalan Jadwal Layanan Penerbangan ke Arab Saudi

Andre menceritakan saat ini paling sekitar 500 hingga 1000 yang datang. Padahal GWK sumber pendapatan utamanya dari pengunjung. Memang ada pendapatan lain-lain seperti pendapatan sewa dari tenant yang ada di area GWK.

Dalam kesempatan tatap muka dengan Menteri Sandi, Andra menyampaikan pesan manajemen GWK agar diberikan kemudahan atau mungkin potongan pajak, baik pajak 10% maupun pajak bumi dan bangunan (PBB).

“PBB kita juga bayar, kalau ada kemudahan untuk membayar Pak, misalkan dicicil Pak. Kita tidak full penghasilan di GWK, mungkin bisa dibantu,” katanya kepada Menteri Sandi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics