Microsoft Kembangkan Para Startup Berbasis AI Lewat Microsoft AI Founders Club

0
84

Microsoft telah meluncurkan komunitas pendiri startup berbasis AI, Microsoft AI Founders Club. Komunitas ini berfungsi sebagai forum bagi para pendiri startup B2B untuk memperoleh coaching personal dari Microsoft Executive Advisors di berbagai bidang AI, seperti teknik (engineering), keuangan, dan goto-market; bimbingan tentang cara membangun thought-leadership di LinkedIn; akses eksklusif untuk meninjau solusi AI baru dari Microsoft; interaksi dengan engineer Microsoft untuk mengakses solusi dalam preview guna mengembangkan peta jalan pengembangan produk AI yang komprehensif; dan masih banyak lagi.

“Dengan banyaknya peluang yang ditawarkan oleh AI, kami percaya startup dapat merevolusi operasi bisnis mereka, mendapatkan insight unik tentang perilaku pelanggan, mengembangkan solusi dan ekonomi baru yang out-of-the-box, serta menciptakan dampak positif yang belum ada sebelumnya. Inilah mengapa kami sangat senang dapat membawa Microsoft AI Founders Club ke Indonesia,” kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir dalam keterangan resminya.

Ada 18 startup Indonesia telah terpilih untuk bergabung dalam Microsoft AI Founders Club Indonesia. Diantaranya adalah MTARGET dan Meeting.AI.

Baca Juga :   Indosat dan GoTo Kembangkan Sahabat-AI Tahap Pertama yang Disokong NVIDIA

MTARGET merupakan sebuah perusahaan email marketing yang berkomitmen untuk menyediakan solusi email allinone.

“Banyak bisnis masih mengandalkan email untuk pemasaran, serta untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Awalnya, kami mempertimbangkan untuk hanya menawarkan solusi email yang onesizefitsall, namun kami segera menyadari bahwa itu bukanlah model yang sustainable, karena pelanggan kami mencari solusi yang lebih personal,” kata Co-Founder dan CTO MTARGET, Masas Dani.

Ia mengatakan pihaknya berusaha untuk mengembangkan fitur yang dapat menyarankan konten kreatif untuk membantu pelanggannya menyusun email sebagai bagian dari kampanye pemasaran mereka, sehingga membantu mereka menjadi lebih produktif.

“Meskipun kami ingin segera mulai mengembangkan fitur baru ini, kami kekurangan sumber daya. Hal ini mendorong kami untuk mengadopsi Layanan Microsoft Azure OpenAI Service. Teknologi generative AI dari Microsoft ini membantu kami mewujudkan visi kami dengan membangun solusi tersebut hanya dalam dua minggu, dari yang sebelumnya dapat memakan waktu jauh lebih lama. Kami senang mengumumkan bahwa fitur ini, yang kami sebut Digital Intelligence Assistant, baru saja diluncurkan, dan merupakan salah satu yang pertama di bidangnya di Asia Tenggara,” kata Masas.

Baca Juga :   Biar Klop, Startup Harus Tahu Mindset Perusahaan Modal Ventura

Adapun Meeting.AI adalah software transkripsi dan ringkasan otomatis berbasis AI yang telah memanfaatkan Microsoft Azure OpenAI Service untuk mengubah setiap rapat, baik online maupun offline, menjadi aset berharga; memudahkan retensi dan manajemen pengetahuan yang lebih baik dalam organisasi.

Solusi Meeting.AI memungkinkan pelanggan mereka untuk secara cepat menghasilkan catatan rapat dan merangkum tindakan yang perlu diambil, sambil membangun pustaka pengetahuan yang komprehensif dari kumpulan notulensi rapat, sehingga meningkatkan produktivitas.

“Layanan transkripsi di masa lalu, yang sebagian besar bersifat manual, dapat memakan waktu lama, terbatas dalam hal dukungan bahasa, dan membutuhkan pelatihan yang ekstensif untuk memastikan informasi yang tercantum dalam catatan itu akurat dan relevan. Kekhawatiran ini mendorong kami untuk mengembangkan solusi unggulan kami yang didukung oleh Generative AI, yang menawarkan transkripsi yang akurat dalam Bahasa Indonesia dan juga dialek lokal yang dapat digunakan untuk merangkum pertemuan offline,” jelas Co-founder dan CEO Meeting.AI, Hokiman Kurniawan.

“Solusi kami telah berhasil mendukung klien mengurangi waktu yang diperlukan oleh karyawan mereka untuk membuat notulensi rapat; rata-rata karyawan klien kami kini hanya menghabiskan 20% dari waktu mereka dibandingkan sebelumnya yang mencapai 450%, tanpa mengorbankan kualitas hasil kerja. Ini menunjukkan bahwa AI dapat merevolusi produktivitas dan menawarkan cara yang lebih efisien untuk retensi pengetahuan, dan kami berharap dapat mengintegrasikannya dalam semua produk kami,” lanjut Hokiman.

Leave a reply

Iconomics