
Menteri Sandi Soroti Tren Berwisata Spontan dan Belanja Barang Bekas

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga S. Uno menjelaskan isu strategis di awal tahun ini. Yang pertama adalah impulsif tourism atau tren berwisata singkat yang tidak direncanakan, dan fenomena thrifting. Pada isu impulsif tourism, Sandiaga menyebut di tahun 2022 mengalami peningkatan.
“Tren perjalanan wisata spontan mengalami peningkatan 14% di 2022 tercatat lebih dari 2,4 juta pemesanan dilakukan satu hari sebelum perjalanan atau justru menariknya pada hari perjalanan dia baru memesan,” jelas Menparekraf dalam The Weekly Brief pada 16 Januari 2023.
Sandiaga juga menyebut beberapa destinasi wisata favorit selama perayaan tahun baru yaitu Bali, Bandung, Yogyakarta, Jakarta, dan Semarang. Selain itu, destinasi wisata spiritual dan budaya juga menjadi daya tarik tren wisata spontan. Dengan adanya berbagai peluang tersebut, Menparekraf yakin di 2023 akan mempercepat pencapaian 1,4 miliar pergerakan wisata.
“Kami yakini di 2023 akan mempercepat pencapaian 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara dengan nilai kontribusi PDB (produk domestik bruto) pariwisata di atas 4%,” tambahnya.
Mengenai isu kedua, tren thrifting ini diminati oleh anak-anak muda dan dengan adanya thrifting dapat memunculkan sustainable living karena pembelian baju baru juga banyak yang tidak dipakai.
“Sekarang membeli pakaian bekas pun ternyata membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan dan tidak menambah jejak karbon jadi kegiatan thrifting atau belanja barang bekas ini sekarang menjadi tren dan masuk ke dalam kategori wisata belanja atau shopping,” tuturnya.
Meski sedang tren thrifting, Sandi mengingatkan agar tidak boleh impor barang bekas karena harus mengembangkan kekuatan ekonomi kreatif.
“Para pelaku ekonomi kreatif lokal kita boleh jual barang bekas tapi tidak boleh impor barang bekas karena harus kembangkan kekuatan talenta-talenta ekonomi kreatif kita, barang-barang bekas yang punya nilai jual yang tinggi memang sekarang diminati dan sulit ditemukan,” ungka Sandi.
Leave a reply
