
Menteri Keuangan dan Kesehatan G20: Financial Intermediary Fund untuk Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan)/Dok. Kemenkeu
First G20 Joint Finance and Health Ministers’ Meeting (JFHMM) mendiskusikan sekaligus meminta arahan dari para Menteri Keuangan dan Kesehatan G20 tentang beberapa kemajuan yang telah dicapai oleh Joint Finance and Health Task Force (JFHTF). Antara lain mengenai perkembangan dari pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) untuk Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi (PPR). Selain itu, mengembangkan rencana koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan untuk kesiapsiagaan, pencegahan, dan penanggulangan pandemi.
Hasil JFHMM yang digelar pada 21 Juni 2022 ini akan menjadi bagian diskusi Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di bulan Juli dan ditindaklanjuti pada JFHTF selanjutnya dalam rangka menuju JFHMM ke-2 yang akan diselenggarakan pada November 2022.
Mengenai mekanisme pembiayaan baru FIF, para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyepakati perlunya mekanisme pembiayaan multilateral baru yang didedikasikan untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan PPR pandemi. Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 menyambut baik perkembangan yang telah dicapai dalam membentuk Dana Perantara Keuangan (FIF) yang ditempatkan di Bank Dunia selaku Wali Amanat, dan akan terus membahas tata kelola dan pengaturan operasional FIF menjelang rencana pengumuman formal pembentukannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para Pemimpin G20 pada bulan November 2022.
Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk memberikan hasil nyata yang mencakup untuk tidak sekadar mendukung tetapi juga berkontribusi pada proposal pendirian FIF. Menteri Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa komitmen kontribusi sejumlah hampir US$1,1 miliar telah diamankan untuk FIF guna pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. Ia mengatakan angka tersebut sudah termasuk kontribusi sebesar US$50 juta dari Indonesia.
Menteri Sri Mulyani Indrawati juga mengingatkan hal mengenai semangat inklusivitas dalam penanganan pandemi global.
“Yang paling penting adalah inklusivitas sehingga upaya kita dapat digabungkan, antara Kementerian Keuangan dan Kesehatan, serta antara negara maju dan berkembang. Hanya dengan begitu, kita dapat secara efektif siap untuk mengatasi pandemi global berikutnya bersama-sama,” kata Menteri Sri Mulyani dalam keterangan resmi.
“Saya ingin mengapreasiasi peran sentral WHO dalam memerangi pandemi, dan pentingnya memasukkan suara negara-negara berkembang dalam pengaturan kelembagaan kami, untuk menciptakan sistem pencegahan dan respons pandemi yang paling efektif,” lanjut Menkeu Sri Mulyani.
Adapun mengenai pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan PPR yang lebih luas, para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan G20 umumnya sepakat tentang perlunya peningkatan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. Para Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan memberikan arahan agar dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang pengaturan koordinasi antara Keuangan dan Kesehatan.
Senada dengan Menteri Keuangan, Menteri Budi Gunadi Sadikin menyebutkan sejak dibentuk Gugus Tugas Gabungan Keuangan-Kesehatan G20 telah membuat kemajuan dalam menjalankan mandatnya mengenai hal-hal yang disebutkan sebelumnya dan mendorong aksi kolektif untuk menanggapi pandemi dan berkontribusi menuju Arsitektur Kesehatan Global yang lebih kuat.
“Saya yakin bahwa bersama-sama, kita akan mencapai hasil nyata pada Oktober, termasuk pembentukan FIF dan kolaborasi platform koordinasi,” kata Menkes.
Menteri Budi menekankan tujuan khusus FIF, yaitu untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi secara global. Dan langkah penting selanjutnya adalah menentukan prioritas investasi FIF.
“Pandemi ini telah menyadarkan kita akan pentingnya kesehatan dan ekonomi, dan saling ketergantungan antara keduanya. Hari ini menandai kemajuan penting dari sinergi yang lebih kuat antara sektor keuangan dan kesehatan, untuk mencegah, mempersiapkan, dan menanggapi pandemi di masa depan,” kata Menkes Budi.
Leave a reply
