
Menteri Erick Kerahkan BUMN Tanggulangi Dampak Covid-19

Menteri BUMN Erick Thohir/The Iconomics
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan fokus menanggulangi dampak dari wabah corona atau Covid-19, salah satunya melalui corporate social responsibility (CSR) dan memperkuat peran-peran BUMN yang berkorelasi dengan kesehatan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan fokus pertama Kementerian BUMN adalah kesehatan. Oleh karena itu Erick mengerahkan BUMN yang memiliki sejumlah sumber daya kesehatan untuk membantu masyarakat yang terdampak langsung pandemik Covid-19.
Erick mengungkapkan seluruh anggaran BUMN tahun ini akan difokuskan untuk membantu pengadaan alat-alat kesehatan bagi masyarakat, kementerian dan lembaga berkaitan dengan penanganan wabah.
“CSR BUMN untuk tahun ini, kita akan fokus memastikan kesehatan masyarakat terjamin. Baik itu dengan pengadaan obat, pengadaan masker, alat tes (Covid-19), dan seterusnya,” ujar Erick saat teleconference di Jakarta, kemarin (20/03/2020).
Dari sisi kesiapan alat kesehatan, Erick menjelaskan bahwa Kementerian BUMN sudah memesan sekitar 60 ribu alat tes dari Swiss. Sedangkan alat-alat tes yang sebelumnya sudah dipesan dari Cina, menurut Erick, sudah sampai di Indonesia dan telah diserahkan kepada Kementerian Kesehatan untuk disalurkan kepada rumah sakit rujukan pemerintah untuk penanganan Covid-19.
Erick menjelaskan bahwa dalam proses pembelian test kit, sudah banyak negara yang memberi penawaran alat test kit namun perlu dipertimbangkan kualitasnya. Oleh karena itu, Erick melibatkan tim dokter dan ahli alat medis dari rumah sakit BUMN dan perusahaan holding farmasi BUMN seperti Kimia Farma dan Biofarma.
“Ahli-ahli ini kita libatkan, jadi bukan keputusan asal main beli saja,” tegasnya.
Selain itu, Kementerian BUMN juga telah memproduksi lebih 4,7 juta masker yang akan tersedia bagi masyarakat pada 31 Maret. Erick pastikan BUMN-BUMN mampu untuk memproduksi sendiri masker tersebut walau masih perlu mengimpor bahan baku.
Erick menginginkan produksi masker tidak hanya sporadis. Oleh karena itu, ke depan, Kementerian BUMN ingin bersinergi dengan Kementerian Agama untuk mengurangi impor masker dan menjaga kepastian permintaan.
“Seperti kemarin di industri pertahanan kalau ada kepastian order, 10-15 tahun ya seluruh peluru kita bikin sendiri, jangan impor lagi. Nah masker juga seperti itu. Jangan pada saat kita butuh malah panik, padahal kita punya kekuatan bersinergi,” kata Erick menyontohkan.
Leave a reply
