
Masyarakat Kelas Menengah Atas Tahan Konsumsi, Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,05% pada 2023

Ilustrasi pembangunan di Indonesia/Lowy Institute
Pertumbuhan ekonomi Indonenesi sepanjang tahun 2023 lalu mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2022 lalu. Konsumsi rumah tangga yang menjadi tulang punggug ekonomi Indonesia cenderung melemah pada tahun 2023.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia A.Widyasanti mengatakan sebenarnya daya beli masyarakat secara umum masih terjaga. Tetapi, masyarakat kelas menengah atas, menurut dia cenderung tidak melakukan konsumsi dan mengalihkannya pada investasi finansial.
“Perlambatan konsumsi rumah tangga utamanya kalau kami perhatikan dari data yang kami catat, terutama berasal dari perlambatan pengeluaran kelompok menengah atas. Hal ini tercermin dari indikator antara lain PPN barang mewah melambat, juga jumlah penumpang angkutan udara yang melambat dan penjualan mobil penumpang juga tidak sebanyak tahun lalu. Sementara itu, investasi finansial seperti simpanan berjangka mengalami penguatan. Artinya, ada sedikit pergeseran dari spending kepada investasi,” jelasnya dalam konferensi pers, Senin, 5 Februari 2024.
Nilai Produk Domestuk Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada tahun 2023 sebesar Rp12.301,4 triliun, dari sebesar Rp11.710,2 triliun pada tahun 2022. Dengan begitu, nilai ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05% dibandingkan tahun 2022.
Sebesar 53,18% dari nilai PDB ini merupakan konsumsi rumah tangga. Namun, konsumsi rumah tangga ini hanya tumbuh 4,82% pada tahun 2023, lebih rendah dari pertumbuhan pada tahun 2022 yang sebesar 4,93%.
Konsumsi rumah tangga pada tahun 2023 ini mengalami kelesuhan sejak awal tahun. Pada triwuan pertama 2023, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,54%. Pada triwulan kedua naik ke 5,23% karena efek hari raya keagamaan. Namun, pada triwulan ketiga dan keempat 2023 kembali melambat masing-masing sebesar 5,06% dan 4,47%.
Di sisi lain, komponen pengeluaran ekspor pada tahun 2023 juga mengalami perlambatan yang tajam, dari tumbuh sebesar 16,28% pada tahun 2022, pada tahun 2023 hanya tumbuh 1,32%. Pada tahun 2023, komponen ekspor memberikan konrtibusi sebesar 21,75% pada perekonomian Indonesia.
Sementara itu, laju pertumbuhan komponen pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi lebih kencang pada tahun 2023 yaitu tumbuh 4,40%, dengan kontribusi sebesar 29,33% pada PDB. Sementara pada tahun 2022, PMTB tumbuh 3,87% dangan kontribusi sebesar 29,08% pada PDB.
Meski lebih rendah dari tahun lalu, menurut Amalia secara umum ekonomi Indoensia tahun 2023 masih relatif baik. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05% merupakan “suatu prestasi karena ekonomi Indonesia tetap solid tumbuh terjaga di tengah perlambatan ekonomi global.”
“Perlambatannya tidak banyak. Ini melambatnya sedikit jika kita bandingkan tahun lalu [2022], salah satunya dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global dan selain itu juga ada fenomena el nino yang berdampak pada pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang tumbuh melambat tahun 2023 terutama di paruh kedua tahun 2023,” ujarnya.
Leave a reply
