
Laba Bersih BNI Semester I-2021 Naik 12,8%

Jajaran direksi BNI/Dok. BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan laba bersih meningkat 12,8% secara YoY atau sebesar Rp5,0 triliun pada semester I tahun 2021. Pencadangan pun terus diperkuat menjadi 215,3% sebagai antisipasi dalam menghadapi potensi risiko kredit ke depan.
BNI mencatatkan penyaluran kredit yang sehat dengan didominasi oleh sektor-sektor usaha prospektif dengan risiko rendah, baik pada segmen Business Banking maupun Consumer Banking. Dalam siaran pers tertulis, BNI menyebut kredit pada Segmen Business Banking mencapai Rp475,6 triliun atau tumbuh 3,5% secara YoY. Pertumbuhan tertinggi berada pada segmen small business sebesar 20,6% YoY dengan baki debet mencapai Rp91 triliun, diikuti Corporate Private sebesar 7,9% YoY dengan Baki Debet mencapai Rp179,1 triliun.
Adapun kredit pada segmen Consumer Banking mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,4% secara YoY atau mencapai Rp92,8 triliun. Kredit Tanpa Agunan yang berbasis payroll mencatat pertumbuhan 19,6% secara YoY atau sebesar Rp32,7 triliun, dan disusul oleh kredit pemilikan rumah yang tumbuh 6,3% YoY atau Rp47,6 triliun. Pertumbuhan kredit konsumer juga dapat mengindikasikan mulai bergairahnya konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan PDB nasional.
Sejalan dengan mandat pemegang saham kepada perseroan untuk fokus menjadi bank dengan kapabilitas internasional yang unggul, selama semester I tahun 2021 juga tercermin dari kontribusi bisnis terkait pada pendapatan perseroan.
Fee Based Income (FBI) yang bersumber dari surat berharga tercatat tumbuh 115,4% YoY atau mencapai Rp1 triliun. Begitu juga dengan FBI yang bersumber dari layanan trade finance yang tumbuh 20,4% YoY atau mencapai Rp732 miliar.
Perseroan menangkap sinyal optimisme kuat yang menumbuhkan kepercayaan bisnis ke depan. Oleh karena itu, Perseroan telah mengagendakan program pembelian kembali saham (buyback) pada periode 22 Juli 2021 sampai dengan 21 Oktober 2021, yang merefleksikan penguatan kondisi fundamental imbas program transformasi yang dijalankan.
BNI menyebut fundamental bisnis Perseroan terefleksikan pada pertama, transformasi digital yang progresif dengan aplikasi mobile banking yang paling maju, open banking services yang kaya fitur dan paling diminati perusahaan. Kedua, efisiensi yang sehat, ditunjukkan oleh berlanjutnya penurunan cost of fund hingga menjadi kedua terendah di industri serta disiplin pada pengelolaan biaya – biaya operating. Ketiga, kualitas aset yang semakin membaik, ditunjukkan oleh konsistensi perbaikan loan at risk (LaR) dari 28% pada Juni 2020 menjadi 25,8% pada Juni 2021.
Leave a reply
