
Kuartal Ketiga 2022, GoTo Bukukan Rugi Bersih Rp20,32 Triliun

GoTo/Dok. GoTo
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membukukan rugi bersih sebesar Rp20,32 triliun selama periode sembilan bulan (9M) 2022. Nilai kerugian tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp11,57 triliun.
Pada periode yang sama, pendapatan bersih GoTo tercatat sebesar Rp7,96 triliun, meningkat 134,11% dibanding periode 9M21 yang tercatat sebesar Rp3,40 triliun.
Beban biaya GoTo masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp30,72 triliun, naik 86,86% dibanding beban periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp16,44 triliun. Beberapa pos beban biaya yang besar diantaranya adalah beban gaji dan imbalan karyawan yaitu sebesar Rp11,2 triliun. Kemudian, beban promosi Rp6,9 triliun dan beban iklan dan pemasaran sebesar Rp3,27 triliun.
Beban biaya yang masih tinggi ini menyebabkan kondisi keuangan GoTo belum sehat. Andre Soelistyo, Direktur Utama Grup GoTo mengatakan langkah menuju profitabilitas terus dilakukan Perseroan seiring dengan pertumbuhan pendapatan dan berkurangnya rugi EBITDA yang disesuaikan.
“Margin kontribusi secara grup melampaui pedoman yang kami sampaikan kuartal sebelumnya, dengan margin kontribusi positif di segmen On-Demand Service tercapai pada bulan September, jauh lebih cepat dibandingkan dengan target. Pencapaian ini didorong oleh fokus kami untuk memberikan produk terbaik kepada pelanggan loyal serta kedisiplinan Perseroan dalam mengelola beban usaha secara efisien. Sebagai contoh, perluasan layanan GoPay Coins secara langsung mendorong rasionalisasi beban promosi sekaligus memberikan apresiasi bagi konsumen yang terus menggunakan layanan GoTo,” ujar Andre dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Senin (21/11).
Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo menambahkan Perseroan telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat pencapaian target-target pertumbuhan dan profitabilitas. Hasilnya, Perseroan mencatatkan pertumbuhan secara konsisten. Total Nilai Transaksi (GTV) tumbuh 33% dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp161 triliun, dan pendapatan bruto tumbuh 30% dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp5,9 triliun. Pada saat yang sama, EBITDA Grup yang disesuaikan pada kuartal ini tercatat 44 basis poin lebih baik dibanding kuartal sebelumnya.
“Ketidakpastian kondisi makroekonomi global yang dipicu peningkatan inflasi, suku bunga, harga bahan bakar minyak, dan energi, mendorong Perseroan untuk tetap menerapkan prinsip kehati-hatian, dengan fokus pada optimalisasi beban usaha. Sepanjang kuartal ketiga kami telah mengurangi belanja insentif, menghapus belanja promosi untuk kelompok konsumen nonaktif dan terus menurunkan belanja pemasaran serta terus mengoptimalkan pengurangan beban biaya, untuk mendukung fundamental Perseroanm,” ujar Jacky Lo.
Leave a reply
