Kuartal I-2020, Laba Bersih PTBA Turun 20,57%

0
559
Reporter: Petrus Dabu

Kinerja keuangan emiten batu bara plat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tidak menggembirakan sepanjang kuartal pertama 2020. Baik pendapatan maupun laba bersih turun akibat lesunya harga batu bara.

Pendapatan PTBA pada Januari-Maret 2020 tercatat sebesar Rp 5,12 triliun, turun 4,02% year on year, dari Rp 5,34 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan dari penjualan batu bara turun 1,87% year on year menjadi Rp 5,04 triliun. Sedangkan, pendapatan dari segmen lainnya turun 57,64% menjadi Rp 87,24 miliar.

Untuk segmen batu bara, tiga pembeli terbesar adalah Trafigura Pte. Ltd, PT PLN (Persero) dan PT Indonesia Power. Penjualan ke Trafigura Pte. Ltd mengalami penurunan yang dalam yaitu turun 58,96% year on year menjadi Rp 506,54 miliar. Sedangkan penjualan ke PLN naik 23,71% year on year menjadi Rp 1,78 triliun. Dan penjualan ke Indonesia Power naik 31,37% year on year menjadi Rp 961,44 miliar.

Dalam penjelasan ke Bursa Efek Indonesia, manajemen PTBA mengungkapkan pendapatan usaha dipengaruhi oleh harga jual rata-rata batu bara yang turun sebesar 3,9% menjadi Rp741.845,-/ton dari Rp772.058,-/ton pada kuartal pertama 2019.

Baca Juga :   Pendapatan Naik 17,41%, Laba Bersih Bank Permata Anjlok

Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan harga batu bara Newcastle sebesar 29,5% maupun harga batu bara thermal Indonesia (Indonesian Coal Index / ICI) GAR 5000 sebesar 6,9% dibandingkan harga rata-rata kuartal pertama 2019.

Tak hanya pendapatan yang turun, laba bersih PTBA juga turun bahkan cukup dalam yaitu turun sebesar 20,57% year on year menjadi Rp 903,25 miliar, dari Rp 1,14 triliun pada kuartal pertama 2019.

Manajemen menyatakan di tengah volatilitas harga batu bara yang terjadi, perseroan sudah melakukan berbagai upaya efisiensi. Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA pada kuartal pertama 2020 adalah secara operasional melakukan upaya penurunan Harga Pokok Penjualan (HPP) melalui penerapan optimasi biaya jasa penambangan dengan menekan stripping ratio dan jarak angkut yang paling optimal, optimasi jam jalan alat dan penghematan BBM. “Saat ini PTBA juga tengah melakukan upaya negosiasi tarif dengan beberapa mitra kerja utama,” tulis manajemen.

Manajemen menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 dan berlanjut sepanjang kuartal pertama 2020 lalu, memang belum berdampak pada kinerja perusahaan. Namun, dampaknya dirasakan perseroan pada kuartal kedua ini.

Baca Juga :   PTBA dan INKA Kembangkan Kendaraan Listrik Pertambangan

“Hal ini diindikasikan dari berkurangnya permintaan pasokan batu bara dari pasar ekspor maupun domestik,” tulis manajemen.

Karena itu, PTBA sedang mempersiapkan revisi target dan racikan strategi yang tepat guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang diprediksi akan terjadi ke depan.

Tahun 2020 ini, PTBA merencanakan produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton, naik 4% dari realisasi produksi tahun 2019 lalu yang sebesar 29,1 juta ton. Sedangkan target angkut pada 2020 ini sebesar 27,5 juta ton naik 13% dari realisasi angkut kereta api pada tahun lalu.

Sedangkan untuk volume penjualan batu bara pada tahun 2020 ini, perseroan menargetkan menjadi 29,9 juta ton, naik 8% year on year, yang terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 21,7 juta ton dan penjualan batu bara ekspor sebesar 8,2 juta ton.

“Peningkatan target penjualan ini ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market sebesar 2,5 juta ton,”tulis manajemen PTBA.

Pada kuartal pertama 2020 lalu, penjualan batu bara PTBA sebanyak 6,8 juta ton, naik 2,1% dari 6,6 juta ton pada kuartal pertama 2019.

Baca Juga :   Laba Bersih PTBA Naik 38% di Semester I-2021

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics