Konsumsi Pemerintah Ikut Lesu Selama Pandemi Covid-19

1
725
Reporter: Petrus Dabu

Presiden Joko Widodo

Konsumsi pemerintah sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sepanjang triwulan kedua 2020. Hanya belanja bantuan sosial yang naik signifikan, sementara komponen belanja barang dan jasa serta belanja pegawai mengalami penurunan.

“Konsumsi pemerintah pada triwulan kedua ini mengalami kontraksi sebesar 6,9%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu (5/8).

Lebih jauh, penurunan konsumsi pemerintah ini terjadi pada komponen belanja belanja barang dan jasa yang turun 22,17% dan belanja pegawai turun 10,64%.

“Sementara bansosnya masih naik 55,87% sebagai komitmen dari pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial,” ujar Suhariyanto.

Suhariyanto menjelaskan realisasi belanja barang dan jasa yang turun terjadi karena banyak sekali penundaan dan pembatalan kegiatan Kementerian dan Lembaga (K/L) selama pandemi Covid-19. Seperti perjalanan dinas dan pertemuan tatap muka.
Sementara untuk realisasi belanja pegawai mengalami penurunan karena pada triwulan kedua 2019 lalu masih ada gaji ke-13 atau THR dimana komponennya tidak hanya gaji tetapi juga termasuk dalam tunjangan kinerja.

Baca Juga :   Neraca Dagang Mei Surplus, Tapi Mengkhawatirkan

BPS mencatat, realisasi belanja negara (APBN) pada triwulan kedua 2020 sebesar Rp616,54 triliun atau 22,51% dari pagu 2020 sebesar Rp2.739,17 triliun. Realisasi belanja ini mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan realisasi belanja pada triwulan kedua 2019 lalu yang mencapai 582,64 triliun atau 23,67% dari pagu sebesar Rp2.461,11 triliun.

Konsumsi pemerintah sendiri memberikan kontribusi sebesar 8,67% pada struktur PDB Indonesia dari sisi pengeluaran pada triwulan kedua 2020 ini. Kontributor terbesar adalah konsumsi rumah tangga (57,85%), disusul pembentukan modal tetap bruto atau investasi (30,61%).

Sepanjang triwulan kedua 2020, ekonomi Indonesia yang diukur dari PDB berdasarkan harga konstan 2010 mengalami pertumbuhan negatif 5,32% bila dibandingkan triwulan kedua 2019. Pada triwulan pertama 2020 lalu, PDn Indonesia tumbuh 2,97%.

1 comment

Leave a reply

Iconomics