
Komunikasi Konvensional Dinilai Tidak Lagi Mampu Jangkau Publik di Masa Pandemi

Tangkapan layar YouTube, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari/Iconomics
Pandemi Covid-19 merupakan game changer untuk semua orang termasuk dunia hubungan masyarakat (PR). Apalagi, komunikasi konvensional tidak lagi cukup mampu menjangkau publik dengan cepat.
Karena itu, kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari, ketika masyarakat belum merasakan kehadiran pemerintah di masa pandemi ini, maka itu ada masalah dalam komunikasi. Sebab, faktanya pemerintah telah hadir dan bekerja keras bahkan berdarah-darah untuk menangani pandemi dan dampaknya.
“Jadi ini tantangan dan pekerjaan rumah untuk kami (di bidang komunikasi) untuk bisa menyajikan atau memberikan informasi kepada masyarakat. Benar bahwa pemerintah memiliki keterbatasan di pandemi ini tapi ada prioritas yang telah dilakukan dan ini yang harus dikomunikasikan,” kata Rahayu dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (18/6).
Tantangan lain di masa pandemi, kata Rahayu, masifnya informasi yang beredar sehingga masyarakat tidak lagi bisa membedakan yang benar dan palsu. Karena waktu itu, semua orang tiba-tiba menjadi pakar ekonomi, pakar hukum atau pakar kesehatan.
Situasi itu, kata Rahayu, tentu saja menjadi tekanan terhadap pemerintah khususnya Kementerian Keuangan. Selain harus menyampaikan informasi tentang kebijakan yang tidak populer waktu itu, saat bersamaan Kementerian Keuangan harus pula menyanggah informasi-informasi palsu yang beredar secara masif.
“Kalau bisa dibilang titik pusat tekanan itu ada di Kementerian Keuangan. Karena isu APBN waktu itu bersamaan dengan isu utang dan rasio defisit APBN walau sebenarnya dilakukan berdasarkan undang undang (UU),” kata Rahayu.
Belajar dari situasi itu, kata Rahayu, maka komunikasi konvensional tidak lagi cukup mampu untuk menjangkau apalagi dibutuhkan kecepatan dan ketepatan informasi kepada publik. Jadi, dibutuhkan cara baru untuk berkomunikasi dengan publik yang waktu itu sedang panik.
“Juga membutuhkan cara komunikasi yang cepat dan baik kepada semua stakeholder agar situasi yang panik itu bisa diredakan. Inilah tantangan di masa pandemi ini dan kita tidak mungkin lagi kembali ke situasi sebelumnya. Jadi pandemi merupakan game changer untuk PR,” ujar Rahayu.
Leave a reply
