
Kinerja Keuangan Bank Permata Positif di Semester I/2022, Begini Kata Dirutnya

Tangkapan layar, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusdi/Iconomics
PT Bank Permata Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada Semester I/2022. Dari sisi laba bersih setelah pajak, misalnya, Bank Permata membukukan senilai Rp 1,4 triliun atau tumbuh 123,7% secara tahunan (yoy).
Kontribusi laba bersih tersebut, kata Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusdi, hasil dari pendapatan operasional Rp 5,6 triliun atau tumbuh 13,6% secara yoy, dengan dukungan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6,7% yoy.
Keberhasilan Bank Permata dalam Semester I/2022, kata Meliza, merupakan usaha bersama yang dilakukan dalam menerapkan strategi perusahaan untuk terus memperkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital, memperdalam kemitraan strategis, dan menjadi bagian dan keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.
“Ke depannya kami akan terus menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian yang baik,” kata Meliza dalam paparan publik kinerja keuangan & bisnis Bank Permata Semester I/2022 secara virtual, Selasa (6/9).
Dari sisi aset, kata Meliza, Bank Permata tumbuh 7,9% menjadi Rp 230 triliun. Biaya pencadangan kredit mengalami penurunan sebesar 33,9% menjadi Rp 994 miliar jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,5 triliun.
Dampak penurunan biaya pencadangan kredit, kata Meliza, juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2% atau turun 11,8%. Bila dibandingkan dengan tingkat rasio BOPO pada semester yang sama tahun sebelumnya sebesar 86%.
“Bank Permata terus berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang tumbuh 11,4% (yoy) menjadi sebesar Rp 134,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2% dan 19,5%. Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 78% dari sebelumnya 70% di Kuartal I/2022,” ujar Meliza.
Sedangkan dari sisi rasio NPL gross, kata Meliza, pada akhir Juni 2022 terjaga pada level 3,1%. Kondisi tersebut dinilai membaik bila dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%.
Sementara, kata Meliza, rasio NPL net dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5% apabila dibandingkan dengan 0,7% pada akhir Desember 2021. NPL coverage terjaga di kisaran 230% atau mengalami peningkatan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 218%.
Pada sisi pendanaan, kata Meliza, Bank Permata mencatat simpanan nasabah tumbuh di angka 10,3%, yang dihasilkan dari pertumbuhan giro sebesar 37,7% dan tabungan sebesar 11,2%. Sedangkan untuk ratio current account and saving account (CASA) bank pada Semester I/2022 mengalami peningkatan sebesar 58,7% dari yang sebelumnya 54% pada akhir Desember 2021.
Sementara itu, dari sisi rasio permodalan bank (CAR), kata Meliza, Bank Permata diklaim menjadi salah satu bank yang terkuat di antara 10 besar bank komersial dengan CAR 33% dan common equity tier 1 (CET-1) 25% di mana hal itu menjadi key enabler bagi bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun tidak organik.
Masih kata Meliza, untuk tetap menjaga keseimbangan antara pengembalian bagi pemegang saham dan menjaga struktur permodalan bank yang optimal, Bank Permata telah membagikan dividen senilai Rp 307 miliar atau sebesar Rp 8,5 per lembar saham dalam bentuk dividen tunai untuk tahun buku yang akan berakhir pada 31 Desember 2021.
“Bank Permata terus berinvestasi dalam teknologi digital yang mendukung pertumbuha volume dan penjualan bank yang lebih cepat. Selama tengah tahun pertama 2022 jumlah total transaksi e-channel bank meningkat 24,2% yoy serta jumlah pengguna PermataMobile X meningkat 42% yoy,” tuturnya.
1 comment
Leave a reply

[…] Sumber […]