Ketika BI Efektif Independen Sejak 2004, Ekonomi dan Rupiah Lebih Stabil

0
404

Sejarah krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1998 terus mengalami perbaikan seiring dengan membaiknya perbaikan terhadap perundang-undangan. Perbaikan bisa dilihat dari indikator-indikator yang dibandingkan antara krisis moneter 1998 dengan krisis keuangan global 2008 dan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 2021.

“Dari aspek aspek inflasi, misalnya, krisis moneter 1998 mencapai 82%. Sementara pada krisis keuangan global 2008 inflasi mencapai 12,1% dan pada Maret 2021 inflasi terjaga di 1,38%. Jadi cukup rendah ya,” tutur Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam sebuah diskusi virtual, Senin ( 19/4).

Selanjutnya, kata Josua, tingkat depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kondisinya juga cenderung mengalami perbaikan. Tingkat depresiasi rupiah terhadap dolar AS per Maret 2021 sekitar -2,62 poin jauh lebih rendah dibandingkan krisis keuangan global 2008 yang mencapai -35 poin dan krisis moneter 1998 yang mencapai -197 poin.

Dari sisi cadangan devisa, kata Josua, juga terus meningkat sampai dengan Maret 2021. Pada 1998 cadangan devisa Indonesia mencapai Rp 17,4 triliun; sementara 2008 mencapai Rp 50,2 triliun dan Maret 2021 mencapai Rp138,8 triliun.

Baca Juga :   OJK Setujui RPK AJB Bumiputera, Apa Langkah Selanjutnya?

“Kinerja perbankan atau tingkat risiko kredit (NPL) perbankan juga masih tetap terjaga di sekitar 3%. Sementara pada 1998 mencapai 30% dan 2008 mencapai 3,8%. Dari sisi likuiditas, pasar uang antar-bank tingkat bunganya cukup rendah,” kata Josua.

Berdasarkan fakta tersebut, kata Josua, perekonomian Indonesia terutama di masa pandemi Covid-19 ini lebih tahan dibandingkan dengan negara-negara lain. Begitu pula dengan independensi Bank Indonesia (BI) yang mulai efektif 2004 berdampak terhadap perekonomian Indonesia yang lebih stabil.

“Apalagi amanat undang undang BI tujuan utamanya adalah menjaga stabilitas harga dan nilai tukar rupiah,” kata Josua.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics