Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Diperkirakan Kuasai 57% Pangsa Pasar di 2040

0
372

Berbagai negara memberikan insentif luar biasa kepada perkembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Bahkan di beberapa negara memberi uang tunai kepada pembeli kendaraan listrik berbasis baterai itu seperti Norwegia dan Tiongkok.

“Bahkan beberapa negara mengatakan agar kendaraan mesin pembakaran internal (ICE) jangan ada dijual lagi. Di Belanda 2030, di Norwegia si 2025 dan lain sebagainya,” kata Komisaris Utama PT Industri Baterai Indonesia Agus Tjahajana Wirakusumah dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (24/6).

Agus mengatakan, atas dasar itu, maka permintaan kendaraan listrik berbasis baterai akan tumbuh. Bahkan diperkirakan pada 2040, kendaraan listrik berbasis baterai ini akan menguasai pangsa pasar kendaraan sekitar 57% menggantikan kendaraan ICE yang hanya sekitar 43%.

Karena itu, kata Agus, maka permintaan baterai juga akan meningkat. Untuk pembuatan baterai akan diperlukan nikel, mangan, kobalt dan lain sebagainya. Komponen nikel untuk baterai mencapai 60% dan 35% dari total harga kendaraan listrik berbasis baterai adalah harga baterai itu.

“Jadi tim menemukan hal itu, jadi saya – kita – berpikir bahwa ini sesuatu yang sangat strategis untuk ke depan. Kita harus berpikir bagaimana cara membuat produk ini. Itulah yang sudah dijabarkan dari hulu ke hilir,” kata Agus.

Baca Juga :   Menteri Erick, Perempuan dan BUMN

Lantas, bagaimana proyeksi permintaannya di dunia? Berdasarkan proyeksi Roland Berger’s pada 2030, permintaan kendaraan listrik berbasis baterai sebelum pandemi Covid-19 diperkirakan hampir mencapai 2.000 Gigawatt hours (GWh). Setelah adanya pandemi Covid-19 ada penurunan sekitar 1.730 GWh.

Meski demikian, kata Agus, compound annual growth rate (CAGR) masih berada di atas 20%. Sementara peningkatan kendaraan sekitar 18% dan untuk kendaraan komersial sekitar 25%.

“Jadi baterai-baterai inilah yang kita pikirkan untuk bisa berkontribusi terhadap dunia,” kata Agus.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics