Kementerian PPN Bersama GIZ dan IESR Mendorong Transisi ke Energi Bersih

0
495

Kementerian PPN/Bappenas bersama dengan lembaga pemerintah Jerman, GIZ dan IESR mendorong transisi energi di Indonesia. Dari batu bara ke sumber energi lainnya.

Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/Bappenas Dr. Ir. Rachmat Mardiana, MA mengatakan Indonesia melihat pentingnya diversifikasi sumber listrik untuk ketahanan dan kemandirian energi nasional.

“Pemenuhan kebutuhan listrik akan diarahkan dari listrik terbarukan yang juga banyak tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Peran pembangkit batubara akan secara terus menerus dikurangi. Implementasi kebijakan tersebut membutuhkan upaya yang menyeluruh, bersinergi dan berkesinambungan. Aspek teknis, finansial, dan juga sosial, termasuk munculnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, perlu dipersiapkan. Proses transisi juga perlu dipastikan melalui proses perencanaan pembangunan baik jangka panjang, menengah, maupun tahunan,” kata Rachmat dalam siaran pers tertulis.

Indonesia memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengejar target program iklimnya, pertukaran informasi dan pengetahuan dengan negara-negara lain sangat dibutuhkan guna memperkaya khazanah sektor energi.

Jan Kristof Wellershoff yang mewakili Kementerian Federal Ekonomi dan Energi Jerman mengatakan dunia terus berusaha untuk menjauh dari sumber energi yang volatile atau rapuh dari sudut pandang ekonomi.

Baca Juga :   Kajian IESR: Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Rendah, Apa Penyebabnya?

Menurutnya, energi bersih terus diupayakan untuk menggantikan sumber dari batu bara.

Kerstin Maria Rippel dari operator sistem transmisi kelistrikan 50Hertz menyampaikan tantangan transisi energi tidaklah mudah. Ia mengatakan sebagai negara yang sudah lebih dahulu mempraktikkan transisi energi, pihaknya paham Indonesia membutuhkan dukungan dari negara-negara yang sudah berpengalaman.

Demikian juga pendapat CEO Latrobe Valley Maria Cain yang melihat dari sisi konsumen.  Ia mengungkapkan bahwa penting untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi transisi energi dan beradaptasi dengan aktifitas ekonomi baru.

Namun demikian, melihat pentingnya energi bagi perekonomian nasional maka transisi dari batu bara harus dipersiapkan dengan sangat baik. Apabila terjadi krisis energi, bukan keuntungan yang diperoleh tapi masalah besar bagi perekonomian.

Oleh karena itu, Program Clean Affordable and Secure Energy (CASE) Indonesia dari GIZ dan IESR berinisiatif menyusun strategi komprehensif yang tidak hanya didasari oleh data-data lapangan melainkan juga kesiapan para pemangku kepentingan, baik itu pelaku bisnis batubara hingga konsumen listrik ataupun batubara di Indonesia.

Leave a reply

Iconomics