
Kementerian Keuangan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Q2-2021 Sebesar 7,1% Hingga 8,3%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia mengalami akselerasi sejak April 2021 lalu, seiring dengan makin terkendalinya pandemi Covid-19. Momentum pemulihan ini diperkirakan makin terakselerasi pada Mei 2021 ini, dengan asumsi tidak ada lonjakan kasus Covid-19 pada masa puasa dan Idul Fitri lalu.
“Kita memperkirakan pada kuartal kedua ini kinerja ini akan terjaga. Dari kami Kementerian Keuangan membuat estimasi, untuk konsumsi rumah tangga Q2 diperkirakan akan tumbuh antara 6% hingga 6,8% melihat tren pada bulan April dan prediksi kita di bulan Mei ini,” ujar Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (24/5).
Ia menambahkan konsumsi pemeritah diperkirakan tetap terjaga di 8,1% hingga 9,7%. Investasi juga akan mengalami akselerasi antara 9,4% hingga 11,1%. Ekspor diperkirakan tumbuh antara 14,9% hingga 19,7% dan unutk impor adalah tumbuhnya 13% hingga19,7%.
“Sehingga proyeksi Q2 kita adalah dalam range antara 7,1% hingga 8,3%,” ujarnya.
Namun, ia menambahkan untuk pertumbuhan eokonomi sepanjang tahun 2021 ini diperkirakan masih pada level sedang karena kontraksi yang terjadi pada Q1 lalu akibat masih meningkatnya kasus Covid-19 pada awal tahun. “Kita berharap untuk Q3 dan Q4 masih akan terakselerasi,” ujarnya.
Pada Q1 lalu, PDB Indonesia masih tumbuh di zona negatif yaitu 0,74%. Kontraksi terutama karena konsumsi rumah tangga dan investasi masih mengalami pertumbuhan negatif masing-masing -2,23% dan -0,23%. Padahal, konsumsi rumah tangga dan investasi merupakan penyumbang 88,9% PDB Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan di luar tren musiman karena adanya lebaran, sejak April 2021 memang terjadi tren pemulihan terutama konsumsi masyarakat atau rumah tangga. Consummer Confidence Index sudah mencapai di atas 100, penjualan ritel melonjak 9,8% terutama makanan dan minuman yang tumbuh 266,7%. Meskipun untuk perlengakapan rumah tangga, sandang dan rekreasi pemulihannya belum terlalu kuat.
Indikator lain yang menggambarkan pemilihan, jelas Sri Mulyani adalah konsumsi listrik yang tumbuh 6,3%. Untuk pertama kalinya, menurut dia, konsumsi listrik untuk bisnis tumbuh positif 15,9%, setelah selama lebih dari 12 bulan tumbuh negatif. Konsumsi listrik industri juga tumbuh 20,3%. Sementara konsumsi listrik rumah tangga -5,6% karena aktivitas Work Form Home (WFH) berkurang.
1 comment
Leave a reply

[…] Kementerian Keuangan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Q2-2021 Sebesar 7,1% Hingga 8,3% […]