
Keberagaman Disebut Faktor Fundamental dan Penyeimbang Kemajuan BUMN

Tangkapan layar YouTube, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo/Iconomics
Di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Kementerian BUMN tersebut yang dinamakan sebagai pengembangan talenta. Dalam salah satu pengembangan talenta itu, maka diciptakan yang disebut sebagai keberagaman (diversity) dalam dewan direksi BUMN.
Keberagaman ini, kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko, merupakan sesuatu yang fundamental untuk membangun keseimbangan dan kemajuan berbagai BUMN di Indonesia. Keberagaman yang dibangun BUMN itu ada 2 yakni keberagaman gender dan keberagaman dari sisi umur.
“Soal keberagaman gender ini kita ingin bahwa para pimpinan wanita di BUMN itu bertumbuh dan berkembang. Saat ini memang sangat rendah dan harus diakui bahwa BUMN ini tumbuh di satu budaya “laki-laki” di masa lalu,” kata Tiko dalam sambutannya dalam sebuah acara yang juga ditayangkan secara virtual, Rabu (25/8).
Soal budaya laki-laki di BUMN di masa lalu itu, kata Tiko, kerap ditemui di perusahaan negara seperti BUMN Karya, PLN, Telkom dan lain sebagainya. BUMN-BUMN seperti itu di masa lalu sangat dikendalikan oleh orang-orang yang lulusan ilmu teknik yang umumnya didominasi kaum laki-laki.
Sementara untuk sektor perbankan yang dulu bergerak di wholesale, kata Tiko, budayanya juga sama sebenarnya. Walau selama 5 hingga 10 tahun terakhir karena sudah masuk ke bank retail, bank digital atau consumer banking sudah muncul budaya yang agak lebih feminine atau consumer oriented di dalam manajemennya.
“Ini akan terus berjalan dan kita meyakini akan baik untuk ke depan,” ujar Tiko.
Sementara dari sisi umur, kata Tiko, dulu juga sama di mana manajemen atau direksi BUMN itu usia awalna 55 tahun. Situasi ini pelan-pelan diturunkankan dan sekarang sudah beragam karena ada yang menjadi direksi itu di umur 50 tahun serta ada pula yang di umur 40 tahun.
“Saya sendiri ketika bergabung menjadi direktur utama Bank Mandiri di umur 42 tahun. Nah, mudah-mudahan budaya ini dipertahankan jangan nanti rata-rata usia direksinya naik lagi. yang sudah bagus dipertahankan jangan mundur, bahaya juga itu,” kata Tiko.
Leave a reply
