Industri Makanan dan Minuman Diproyeksikan Tumbuh 5-7% Tahun Depan, Belum Sepenuhnya Normal

0
238

Ilustrasi tenant di Matahari Putra Prima/MPPA

Industri makanan dan minuman diperkirakan akan tumbuh 5% hingga 7% pada tahun 2021. Proyeksi pertumbuhan ini belum sepenuhnya normal karena biasanya sektor ini tumbuh 7% hingga 9% setiap tahun.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan tahun 2020 ini merupakan tahun anomali bagi industri makanan dan minuman karena pada saat puasa dan lebaran yang lalu, biasanya indusrti makanan dan minuman mencapai puncaknya, justru pada tahun ini terjadi sebaliknya, penjualan berada di titik terendah.

“Tetapi setelah mencapai titik terendah pada puasa dan lebaran kemarin, kita masuk ke bulan Juli, Agustus, September dan seterusnya kelihatanya merambat meningkat terus sehingga kita tetap tumbuh positif. Pertumbuhannya naik terus dari 0,22% di Q2 menjadi 0,67% di Q3. Kalau kita lihat perkembangan seperti ini dan beberapa program pemerintah terus jalan termasuk akan dilanjutkan di 2021, saya optimis 2021 akan tumbuh lebih baik. Perkiraan kami sekitar 5-7% pertumbuhan itu,” ujar  Adhi saat menjadi pembicara dalam konferensi ‘Transforming from Relief to Recovery’ pada Kamis (10/12/2020) secara virtual.

Baca Juga :   GAPMMI Proyeksikan Industri Makanan dan Minuman Bisa Tumbuh 5-7% pada Tahun 2021

Perkiraan pertumbuhan tersebut, tambah Adhi sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi makro pada tahun depan dari sejumlah lembaga yang memperkirakan ekonomi Indoneisa yang telah mencapai bottom di tahun 2020 ini akan tumbuh 4% hingga 6% pada tahun depan.

Adhi menjelaskan biasanya industri makanan dan minuman tumbuh jauh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi makro. Hanya saja, pihaknya tak berani membuat proyeksi yang jauh lebih tinggi karena daya beli masyarakat kelas bawah masih tergantung pada kelanjutan program bantuan sosial pemerintah. Sedangkan untuk daya beli kelas menengah dan atas tergantung pada penanganan pandemi Covid-19.

Kelas menengah ke bawah sendiri yang berjumlah 40%, kata Adhi berkontribusi sekitar 18% pada konsumsi nasional. Sedangkan kelas menengah dan atas yang berjumlah 60% berkontribusi 82% pada konsumsi nasional.

Selama masa pandemi, terutama di awal-awal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kelas menengah dan atas ini enggan berbelanja karena takut. “Sekarang sudah berangsur-angsur kelas menengah atas ini mulai ada yang berkegiatan, sudah berkurang takutnya sehingga kami berharap 2021 mereka akan membelanjakan uangnya dan menggerakkan ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga :   Startup Operasional Restoran ESB Peroleh Pendanaan Rp110 Miliar

Sedangkan untuk kelas bawah, Adhi mengatakan GAPMMI berharap pemerintah konsisten memberikan program bantuan sosial seperti untuk pekerja di bawah Rp5 juta, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan bantuan ke UKM-UKM. “Ini kami harapkan tetap konsisten dilakukan sehingga bisa meningkatkan daya beli yang sangat rendah sekali pada saat pandemi Covid ini karena banyak sekali yang kehilangan pendapatan, kehilangan pekerjaan dan sebagainya,” ujarnya.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, yaitu kelas menengah atas sudah berani berbelanja dan adanya konsistensi pemerintah memberikan bantuan sosial, Adhi mengatakan industri makanan dan minuman akan tumbuh 5% hingga 7% pada tahun 2021. “Belum bisa normal kembali karena kalau normal itu industri makanan dan minuman itu tumbuhnya sekitar 7-9%. Oleh sebab itu kita berharap akan normal perkiraan di 2022. Kalau 2021 kami masih realistis sekitar 5-7%,” ujarnya.

Pertumbuhan tersebut juga ditunjang oleh pasar ekpsor yang kinerjanya masih bagus selama pandemi ini. “Di masa pandemi ini ternyata ekspor makanan dan minuman tidak turun bahkan ada peningkatan sekitar 4-6%. Data September menunjukkan sekitar 4% kenaikan. Kita masih berharap ekspor ini membantu menjaga pertumbuhan industri makanan dan minuman,” ujarnya.

Baca Juga :   GAPMMI Dukung Pelonggaran Bertahap PSBB

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics