Indonesia-Malaysia Sinergi Lawan Diskriminasi EU soal Sawit

0
533
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan bersinergi melawan diskriminasi larangan kelapa sawit masuk pasar Uni Eropa. Kendati Indonesia kini telah menyalip Malaysia dalam hal produksi minyak sawit mentah (CPO), kedua pemerintah tetap bersatu dalam diskriminasi Uni Eropa itu.

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tofan Mahdi mengatakan, dalam konteks industri CPO, Indonesia dan Malaysia bersinergi. Apalagi kedua negara sama-sama merasakan diskriminasi Uni Eropa soal sawit. Kompetisi kedua negara yang meliputi bidang budaya dan politik.

“Indonesia dan malaysia bersinergi karena kita menghadapi musuh yang sama, menghadapi tantangan yang sama dan menghadapi diskriminasi yang sama,” kata Tofan di Jakarta, Kamis (5/12).

Meski telah menyalip Malaysia sebagai produsen terbesar CPO, menurut Tofan, Indonesia masih perlu belajar beberapa hal dalam hal sawit dari negara tetangga itu. Terutama soal produktivitas. Di Malaysian, tingkat produktivitas sawit oleh perusahaan besar sawit mencapai 30 ton per hektare per tahun.

“Sedangkan di Indonesia, suatu PBS seperti Astra Agro rata-ratanya hanya sekitar 25 ton per hektare. Untuk perusahaan level menengah di Indonesia, hanya sekitar 20 ton per hektare,” kata Tofan.

Baca Juga :   Siemens Komitmen Berinvestasi Bangun SDM Indonesia Hadapi 4.0

Untuk menaikkan posisi tawar kepada Uni Eropa, negara-negara penghasil CPO meliputi Indonesia, Malaysia dan Kolombia telah membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Organisasi ini mirip dengan OPEC dan bertujuan untuk sinergitas di antara produsen-produsen minyak sawit melawan berbagai tantangan, termasuk diskriminasi sawit.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics