
Indonesia Dinilai Perlu Bikin Bursa Berjangka Komoditas Kopi, Awas Disalip Vietnam

Kopi Expert dan Global Coffee Trader Moelyono Soesilo (kiri), Founding Director ICS Yuswohady (tengah), Program Director ICS Jay Wijayanto (kanan)/Iconomics
Expert kopi dan global coffee trader Moelyono Soesilo menilai sudah saatnya Indonesia memiliki bursa berjangka untuk komoditas kopi. Bursa berjangka yang ada saat ini dinilai belum memenuhi ekspektasi para produsen kopi di Tanah Air.
“Untuk bursa berjangka kopi sebetulnya cukup bagus, kita bisa ada bursa berjangka kopi sendiri. Saat ini memang sudah ada, tapi itu bursa berjangka hanya untuk kita jual beli secara non-fisik. Sebetulnya yang kita perlukan adalah fisiknya kopi itu sendiri,” kata Moelyono di Excelso, Central park Mall, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Di sisi lain, kata Moelyono, besarnya potensi komoditas kopi yang dimiliki Indonesia harus bisa dimaksimalkan melalui berbagai cara di antaranya membentuk bursa berjangka kopi. Dengan adanya bursa berjangka tersebut, Indonesia bisa menentukan harga kopi yang diproduksi, tanpa harus merujuk pada bursa berjangka di negara lain.
“Sekarang robusta itu berpatokan di London. Tapi sebenarnya bursa berjangka kopi di London itu sudah tidak mencerminkan kondisi kopi di negara-negara produsen. Ini kesempatan yang harus kita lakukan,” ujar Moelyono.
Apabila kesempatan itu tidak diambil secepat mungkin, kata Moelyono, dikhawatirkan Indonesia akan tertinggal dari Vietnam, yang juga berencana untuk membentuk bursa berjangka kopi. “Kemungkinan akan bikin di Ho Chi Minh dan Lampung. Kan konyol kalau sampai perusahaannya di Vietnam, doorloop-nya di Lampung. Kita tidak mendapat manfaatnya, akhirnya Vietnam yang mendapat keuntungannya,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didid Noordiatmoko menyampaikan bahwa, pihaknya berencana untuk memasukan komoditas kopi ke dalam bursa berjangka.
Didid mengatakan, penentu harga kopi di dunia, saat ini masih dipegang oleh Brasil dan Amerika Serikat. Dengan dibukanya bursa berjangka kopi, Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi penentu harga kopi tingkat dunia. Meski demikian, Didid belum bisa memastikan kapan bursa berjangka kopi bisa terealisasikan. Untuk saat ini, pihaknya masih fokus mengerjakan komoditas minyak sawit mentah (CPO).
“Kita bisa melakukan hedging dan future trading. Itu jauh lebih menguntungkan masyarakat, petani, maupun para produsen kopi,” kata Didid.
Leave a reply
