CEO Conference 2025: Indonesia Butuh Capital Inflow yang Besar, Dimana Sektor Pariwisata Berperan?

0
34
Reporter: Tim Redaksi

Indonesia masih membutuhkan capital inflow yang banyak untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu sumber yang bisa diharapkan adalah dari sektor pariwisata.

Saat menjadi Keynote Speaker dalam acara CEO Conference 2025 & Indonesia Best CEO 2025 yang digelar The Iconomics pada 18 Maret 2025, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu mengatakan devisa (sektor pariwisata) ditargetkan sekitar US$22 miliar tahun ini. Oleh karena itu, ia berharap bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu/Dok. Iconomics

Vinsensius mengatakan Kementerian Pariwisata menargetkan wisatawan nusantara (wisnus) tahun 2025 lebih dari 1 miliar dan sebsar 14,3 hingga 16 juta wisatawan mancanegara (wisman).

Sampai dengan 2029, Kementerian menargetkan 22 juta wisman dan 1,5 miliar wisnus dengan target penyerapan tenaga kerja sekitar 29 hingga 30 juta tenaga kerja.

Target akan terus digas meski Kementerian berada di tengah kebijakan efisiensi. Vinsensius menyampaikan kebijakan efisiensi ini memang sangat berat, tapi tidak ada jalan lain. Oleh karena itu, pentingnya berkolaborasi, berinovasi dan beradaptasi.

Baca Juga :   Traveloka Gandeng Banyuwangi Bangkitkan Pariwisata Lokal

Dalam kesempatan berbicara di depan puluhan CEO ternama Indonesia, Vinsensius juga mengajak para pemimpin perusahaan untuk mendukung program pariwisata Indonesia.

“Kami dari Kementerian Pariwisata mengajak bapak/ibu sekalian di korporat untuk berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dengan mendukung program Di Indonesia Aja,” katanya di depan para CEO.

Para CEO dan perwakilan berbagai perusahaan dalam acara CEO Conference dan Indonesia Best CEO Awards 2025/Dok. Iconomics

Ia mengatakan bila ada program incentive trip untuk karyawan, lebih baik berwisata di Indonesia saja. Berapa pun jumlah incentive trip-nya akan memberikan kontribusi kepada pariwisata Indonesia.

Dalam forum yang sama, Penasihat Khusus Presiden Bidang Perekonomian, Bambang Brodjonegoro mengatakan sektor pariwisata adalah salah satunya yang dapat memberikan kontribusi yang positif dalam neraca jasa. Surplus neraca jasa yang didorong sektor pariwisata dapat menjadi salah satu jalan masuknya capital inflow yang dibutuhkan Indonesia.

Bambang menyebut capital inflow bisa masuk lewat trade balance, pasar modal dan obligasi, foreign direct investment (FDI), dan sektor pariwisata dalam neraca jasa.

Baca Juga :   Pemangku Kepentingan Seperti Garuda dan BCA Perlu Bangkitkan Sektor Pariwisata

Namun demikian, Bambang mengingatkan target US$22 miliar devisa oleh Kementerian Pariwisata bisa menciptakan surplus.

“Jadi tantangannya bagaimana US$22 billion ini menciptakan surplus. Ini yang harus dijaga, karena ini satu-satunya benteng pertahanan kita untuk menjaga positive inflow dari sektor jasa. Kalau bisa mengkombinasikan antara jumlah turis dan jumlah devisa,” kata Bambang.

Ia juga mengingatkan fenomena masyarakat Indonesia yang belanja di luar negeri. Masyarakat Indonesia suka jalan ke luar negeri. Apalagi kalangan anak muda yang memiliki kecenderungan healing ke luar negeri.

“Di kalangan anak muda yang sudah kerja, mereka sudah melupakan ide males beli rumah, enakan sewa. Males beli mobil, enakan nge-Grab. Lalu duitnya buat apa? duitnya mereka prioritaskan untuk jalan-jalan. Jalan-jalannya, ada yang patriotik, jalan-jalan keliling nusantara. Tapi banyak juga yang pengen ke Jepang, Korea, China, Australia atau lainnya,” kata Bambang.

Belum lagi yang umroh. Bambang mengamati jumlah yang umroh semakin lama semakin besar. Apalagi sejak Saudi memudahkan visa. “Kalau dulu mau umroh visanya khusus, sekarang pakai visa turis bisa umroh,” kata Bambang.

Baca Juga :   Pemerintah Sedang Susun Aturan Dana Abadi Pariwisata Berkualitas

Fenomena tersebut mesti dikelola dengan baik oleh Pemerintah agar pariwisata memang bisa benar-benar menjadi sektor yang dapat menjadi saluran capital inflow yang dibutuhkan Indonesia saat ini.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics