
Indef: Pertumbuhan Stagnan, Gambaran Lemahnya Fundamental Ekonomi Nasional

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menggelar diskusi media, di Jakarta, 6 Februari 2020/The Iconomics
Stagnasi pertumbuhan ekonomi di posisi 5% dinilai sebagai gambaran lemahnya fundamental perekonomian nasional. Akan tetapi, soal ini pemerintah acap berkilah dan berdalih stagnasi perekonomian nasional itu akibat ketidakpastian ekonomi global walau keterbukaan ekonomi Indonesia terhadap ekonomi global terbatas.
“Porsi ekspor kita saja setiap tahunnya tidak tinggi, cuma 20%, sedangkan Foreign Direct Investment (FDI) saja hanya sebesar 2,65% per tahun terhadap produk domestik bruto (PDB) di 2018,” kata Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto dalam acara “100 Hari tanpa Akselerasi Ekonomi: Respon Atas Kinerja Ekonomi Triwulan IV 2019” di Jakarta, Kamis (6/2).
Terbatasnya keterbukaan ekonomi Indonesia terhadap ekonomi global itu juga tampak dari porsi Penanaman Modal Asing (PMA) baru setiap tahunnya pada Pembentukan Modal Tetap Bruto Domestik (PMTDB) tidak lebih dari 10%. Fakta ini menunjukkan gejolak global bukan menjadi alasan atas perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Triwulan IV 2019.
Pakar ekonomi makro Indef Abdul Manap Pulungan menimpali, struktur ekonomi Indonesia masih bergantung kepada konsumsi rumah tangga. Karena itu, bila inflasi terjadi di salah satu sektor terutama sektor pangan, maka akan berdampak terhadap penurunan daya beli terutama daya beli rumah tangga.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia di Triwulan IV 2019, tumbuh melambat di posisi 4,97% secara tahunan dibanding triwulan-triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,02% di 2019 secara tahunan.
Dibandingkan dengan 2018, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05% secara tahunan. Sementara sepanjang 2019, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,04%. Dengan kata lain melambat 0,01% disbanding 2018. Di sisi lain, pemerintah juga belum maksimal menciptakan lapangan pekerjaan sehingga akan berdampak terhadap daya beli masyarakat yang semakin tertekan karena inflasi akan barang-barang pokok dan kebutuahan sekunder lainnya.
Leave a reply
